|
Post by Sucahyo on Nov 27, 2013 9:20:17 GMT 7
Stingo is a charger. It is self oscillating and charge the destination battery with coil current. The coil will produce flyback voltage when the supply current is stopped. This flyback voltage will not have the same property as normal electricity. It will charge the battery better, faster and cooler. But it has drawback, the battery can turn into capacitor or reduce capacity, to overcome this drawback, alternating it with normal electricity, which is why stingo use 4 diode instead of one. The additional capacitor is used to bounce the flyback voltage and allow a bit of normal electricity (not all). A single coil version will charge two 1000mAh 1.2V nicad/nimh within 15 minutes with 350mA output, with under 1 Amp input at 12V. A double coil version will charge a 70Ah 12V lead acid within 15 hours with 2.5A input. For stronger durability, higher amperage transistor rating is needed. But usually TIP3055 (replacing TIP31C), and TIP2955 (replacing TIP32C) are enough. The coil need to have dc resistance between 0.5 ohm to 2 ohm. Lower DC resistance produce stronger output power but may kill the transistor easier. this circuit need heatsink and fan for at least the TIP31C/TIP3055. Stingo must not be run without load. Running at full power without load will kill the transistor in second. Neon would not help because this happen not just because of high voltage but because stingo current consumption is worse without load. The neon would die in second too. For more info about the background technology of this charger: www.thetruthdenied.com/news/2014/03/12/radiant-a-suppressed-fast-battery-charger/Ini adalah rangkaian stingo, hasil penemuan saya secara tidak sengaja. Karena awalnya yang menjadi potentio 50K adalah tangan saya yang rasanya nyelekit makanya dinamai stingo. Rangkaian stingo ini sudah dikembangkan sehingga lebih aman untuk batre. Biasanya batre akan jadi seperti kapasitor, jadi tidak ada arusnya kalau di charge pakai radiant charger murni. Namun dengan penggunaan bridge diode, arus radiantnya dicampur dengan listrik normal sehingga hasil akhirnya lebih aman. Untuk tidak salah pasang transistor, silahkan referensi gambar ini: Yang paling kiri adalah TIP2955 (TIP32C digambar), lalu TIP3055, TIP2955, TIP3055. Lihat bagaimana kakinya digandeng. Kapasitor adalah bipolar 1uF 2000V. Hasil akhir dengan komponen lain: Dengan baterai sumber dan output Aki 12V 7Ah gel, arus masuk adalah 1 A, arus keluar adalah 450mA. Kira - kira 2 kali lebih efisien dari joule thief. Butuh sekitar 15 jam untuk ngecharge aki kosong 70Ah. Transistor yang dipakai sangat rentan panas jadi hati - hati saat nyolder. kalau sudah jadi, kumparan akan nging di tenaga penuh. Kalau output di short rangkaian tidak menyala. Jangan nyalakan sebelum dihubung loadnya. Menguhungkan saat menyala dapat menghasilkan bunga api yang dapat merusak barang elektronik di sekitar baik yang pakai sumber yang sama atupun tidak. Kalau tanpa load transistornya akan sangat cepat panas. Selalu tambahkan heat sink terutama untuk transistor NPN (TIP31C).
|
|
|
Post by ronym on Nov 30, 2013 15:00:14 GMT 7
sebagai pengaman ( juga sekaligus sebagai indikator )... bisa dipasang lampu neon kecil yang biasanya ada pada setrika dipasang antara kaki kolektor dan emitor fungsinya adalah meneruskan Back EMF dari kumparan yang tegangannya lebih dari 60 volt ( tegangan Back EMF inilah yang mengakibatkan transistor cepat panas dan tak jarang terbakar ) . neon ini fungsinya mirip "spark gap" yaitu meneruskan listrik jika tercapai tegangan / beda potensial tertentu dan dalam pembuatan neon ini, tegangan sebesar 60 volt sudah cukup untuk membuat neon "menyala" . neon juga berfungsi sebagai indikator jika neon ini menyala itu tandanya load ( batere / kapasitor ) tidak terhubung ( mungkin ada koneksi kabel yang putus / longgar ) bisa juga karena load ( batere / kapasitor ) sudah benar-benar rusak dan terjadi "short circuit" . neon juga berfungsi sebagai indikator bahwa rangkaian berfungsi atau tidak ( terjadi oscillasi atau tidak pada rangkaian ) karena inti pada kebanyakan rangkaian charger jenis ini ( radiant charger ) adalah memanfaatkan Back EMF yang bertegangan tinggi dan berdurasi sangat pendek untuk "memancing" energi radiant ( atau... Back EMF juga cukup ampuh merontokkan lapisan sulfat pada lapisan plat batere timbal )
|
|
|
Post by Sucahyo on Nov 30, 2013 18:22:15 GMT 7
Saya tidak menggunakan neon kecil karena: 1. mengurangi efisiensi. Neonnya sendiri makan arus dan sepertinya mengurangi spike. 2. nggak akan mengamankan rangkaian stingo saya ini. Nggak ngefek. pernah coba. Output nya kalau pakai sumber 12V bisa mencapai lebih dari 1000V kalau tanpa load. Neon nggak akan membantu. 3. lagipula probelm utama adalah overheat dari transistor, kumparan dan dioda yang dipakai. 4. kalau output ke spark, maka yang kena seluruh alat elektronik yang makai sumber yang sama.
|
|
|
Post by ronym on Dec 1, 2013 10:46:57 GMT 7
bener bang... neon mengurangi spike, karena sama saja membuat shortcut agar listrik tegangan tinggi langsung nyamber ke ground atau kutub negatif batere (-) . itulah sebabnya dalam rangkaian yang saya buat sebetulnya neon hanya menyala jika tidak ada load ( jadi hanya untuk indikator saja... rangkaian bekerja atau tidak... load terhubung dengan benar atau tidak ) . lagipula, kalo tanpa load neon akan menyala dan cepat panas walau hanya beberapa detik saja . jadi semacam "early warning system" ... klo ada kenapa-napa saat proses charging . sehingga klo lampu neon nyala langsung cepet-cepet sumber arus dimatikan . neon ini juga berfungsi sebagai indikator jika kita ingin merestorasi aki lama / rusak apabila neon tetap menyala walaupun rangkaian sudah terhubung dengan aki tidak ada kontak / kabel yang longgar ataupun putus berarti memang terjadi "short" di dalam cell batere ( batere musti direparasi secara fisik... atau diganti ) . he... he... ya namanya memanfaatkan barang bekas... seperti aki yang sudah "mati" atau tak terpakai lagi
|
|
|
Post by Sucahyo on Dec 1, 2013 15:42:13 GMT 7
iya. tapi kadang di rangkaian saya neon tetap menyala walau ada beban.
|
|
|
Post by Sucahyo on Dec 1, 2013 15:42:27 GMT 7
iya. tapi kadang di rangkaian saya neon tetap menyala walau ada beban.
|
|
|
Post by ronym on Dec 3, 2013 5:44:13 GMT 7
hmmm... kok beda ya bang kalau pada rangkaian yang saya pakai ( Alexkor yang pakai ic 555 dan yang hanya MJE 13009 ) neon tidak nyala kalau ada beban ( aki, kapasitor ) . dan berdasarkan pengalaman, hanya nyala kalau : 1. tidak ada beban yang terhubung 2. kontak / kabel longgar 3. batere rusak selnya ( salah satu aki "mati" yang ingin ane hidupkan kembali, membuat neon menyala... padahal sambungan kabel sudah ane cek lagi nggak ada yang longgar... setelah aki ane perhatikan lagi, ternyata pada beberapa sel aki sudah menyatu antar plat )
|
|
|
Post by Sucahyo on Dec 3, 2013 6:26:04 GMT 7
Kalau dipakai untuk membuat bunga api, spikenya lari kemana - mana
|
|
jayaj
New Member
Posts: 3
|
Post by jayaj on Jan 20, 2014 17:50:44 GMT 7
untuk lilitan nya idealnya diameter brapa ferid ( donatnya ) dan kawatnyapake kawat apa dan brapa jumlah lilitanya
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 21, 2014 8:46:44 GMT 7
Ukuran ideal tidak ada. Tergantung kebutuhan.
Power dari output sangat tergantung pada nilai hambatan dari kumparan. Kumparan dengan nilai hambatan rendah punya power lebih besar. Untuk mengecharge aki 7Ah, sebaiknya menggunakan kumparan dengan nilai hambatan sekitar 1 ohm. Konsumsi arus mungkin sekitar 500mA, arus keluaran kalau dipakai ngecharge batre 12V sekitar 200mA.
Inti ferit coba yang diameter luarnya 3 cm dulu.
Pakai trafo 1 Ampere (tanpa CT) juga bisa.
|
|
jayaj
New Member
Posts: 3
|
Post by jayaj on Jan 22, 2014 18:00:39 GMT 7
kalau akinya 12v 75ah lilitannya bagus pakai kecil atau besar dan trafonya pake 5 amper cukup ndak dan stringonya perlu di paralel brapa bauh
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 23, 2014 8:01:43 GMT 7
Pakai trafo 5 amper bisa. Rangkaian yang saya posting itu 2 stingo di gabung. Kira kira butuh waktu ngecharge 15 jam. Bila ingin 8 jam, butuh 4. Hati - hati perhatikan suhu dari pendingin dan kumparan. Kalau terlalu panas, harus dikurangi powernya. Bila butuh cepat berarti butuh ditambah stingo lagi.
Stingo efisiensinya menurun bila dipakai dengan power maksimal.
Hati - hati juga dengan bunga api. Kalau pakai trafo, bagian 220V nya akan keluar bunga api kalau nggak ada loadnya. Bisa di coba di short tapi akan mengurangi power. Mungkin bisa pakai neon kecil yang ada resistornya.
|
|
jayaj
New Member
Posts: 3
|
Post by jayaj on Jan 25, 2014 15:09:40 GMT 7
source 12v 5amp cukup ndak pak, atau power suplay cpu aj, kalo pake donat diameter 3cm lilitanya brapa kali gulungan? untuk carge accu 12v 75ah
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 25, 2014 20:02:53 GMT 7
5 amper sepertinya cukup. untuk jumlah lilitan, penuhi sampai lubangnya nutup. bila pingin chargenya cepet pakai 4 stingo.
|
|
boedy
New Member
Posts: 1
|
Post by boedy on Feb 26, 2014 14:38:15 GMT 7
para abang abang salam kenal, ane mo bikin cas batre untuk main tamiya bantuin dong, coz ane bikin belum berhasil kecuali bikin charger bom cuma batre bisa panas jadi biar aman gimana ya???
|
|
|
Post by Sucahyo on Feb 27, 2014 8:41:54 GMT 7
Salam kenal. Kelebihan charger radiant adalah tidak bikin batre panas, dan sepertinya ngecharge lebih cepat.
Dulu anak saya juga sering main tamiya. Saat itu stingo charger masih tidak portable. Jadi bawa bekal batre dari rumah. Di tempat track tamiya juga ada jasa pengisian batre, pake trafo 5A, langsung.
Bedanya, kalau charge pakai stingo nggak panas, kecuali kalau overcharge. Kalau pakai trafo 12V 5A, dalam beberapa saat langung mulai panas. Dan ngecharge biasanya harus diteruskan sampai batre panas banget. Sering sampai kadang terlalu panas kalau dipegang.
Batre hasil charge dari rumah bisa muter track lebih banyak daripada saat di charge pakai pengisian di track.
|
|
|
Post by agamq on Mar 15, 2014 9:55:08 GMT 7
Pak sucahyo... saya baru membuat stingo double kenapa tr tip3055 stingo yng ke dua sangat panas?.... saya sudah cek semua posisi komponen benar... input 1A out put 900ma.... maaf sebelumnya... saya baru belajar....
|
|
|
Post by Sucahyo on Mar 15, 2014 10:21:34 GMT 7
Ada kemungkinan stingo yang kedua tidak jalan. Biasanya saya cek dulu output dari masing masing kumparan. Caranya adalah dengan menyetel dengan kekuatan paling kecil, lalu diukur pakai avometer dengan dioda mengarah dari kaki kumparan yang menempel pada collector tip3055. Kadang perlu diganti kedua transistor tip2955 dan tip3055nya. sepertinya transistor sekarang tidak tahan panas dan tidak tahan listrik induksi dari solder. Jadi saya biasanya melepas dulu soldernya dari listrik.
Kemungkinan kerusakan terjadi karena rangkaian menyala saat tidak ada beban atau saat kaki kumparan belum disolderkan. TIP3055nya bisa langsung jebol.
|
|
|
Post by powerhho7 on Mar 25, 2014 13:51:13 GMT 7
HI Sucahyo,
This is Vimal from facebook... sorry I dont understand Indonesian.
I want to build a battery charger for charging inverter tubular batteries and also normal automotive lead acid batteries. I intend to use a solar panel as the input.
Could you tell me if this is possible with Stingo? Also could you tell me if it can auto stop charging when batteries are full? I am not very good at designing electronics... but do understand the basics.
Thanks...
|
|
|
Post by Sucahyo on Mar 25, 2014 15:24:18 GMT 7
Hello, you can ask in english. Yes, you can use solar as the power source for stingo, but I think you should add a decent size capacitor in parallel with the solar output. I don't know what you mean by inverter tubular batteries. You may need to adjust the stingo coil or potentiometer to the solar panel output voltage. If the stingo require much less input than the solar output, then stingo may need to be installed in parallel, so stingo will help charging only when the solar output is low. see attachment. I currently also trying to find a way to automatically stop the charging. The crude way would be adding an zener diode that will short the output (but not the charger battery) when the output battery is full. Stingo will stop working if the output is shorted. see attachment. Attachments:
|
|