tergantung jenis Mosfetnya bang sucahyo...
ada mosfet yang bisa menghandle arus besar ( 50 Ampere ) tapi tegangan yang bisa dihandle cuma maks 55-60 volt ( misal IRFZ
.
itulah sebabnya saya memilih mosfet yang tegangan kerjanya maks 200 - 500 volt
sebagai contoh, yang saya coba adalah IRFP250, IRF 840, IRF 640
.
IRFP 250 mampu menghandle tegangan sampai 200 volt dan arus 30 Ampere... harga cuma Rp 12.500- Rp 15.000
IRF 840 mampu menghandle tegangan sampai 500 volt dan arus 8 Ampere... harga Rp 4000 - 7000
IRF 640 mampu menghandle tegangan sampai 200 volt dan arus 18 Ampere... harga Rp 4000 - 7000
.
pertimbangan lainnya dalam memilih mosfet adalah Rds on ( resistansi internal mosfet ) seminimal mungkin
( setelah saya coba bandingkan, mosfet yang memiliki Rds alias resistansi internal yang kecil, panas pada mosfet cenderung lebih kecil dibanding dengan mosfet yang memiliki Rds yang besar )
sebagai contoh Rds dari IRFP 250 adalah 0,075 ohm
Rds dari IRF 840 adalah 0,85 ohm
Rds dari IRF 640 adalah 0,15 ohm
.
yang "terbaik" sementara ini adalah IRFP 250
saya sudah mencobanya dalam beberapa "ujian" berikut ini:
.
1. menjalankan beban resistif. saya coba menyalakan lampu 35 watt ( arus 2,75 Ampere ). saat saya pegang mosfet, kok tidak panas sama sekali, akhirnya beban saya naikkan jadi 55 watt ( arus 4,5 ampere ) sampai dengan pemanas 2 ohm alias 72 watt ( arus 6 Ampere ). mosfet terbukti mampu menerima arus sebesar itu dan panas pada mosfet tidak signifikan ( berbeda jauh jika memakai transistor.
.
Terjadi panas pada mosfet "hanya" terjadi jika beban resistif tersebut dijalankan secara ON OFF ON OFF alias dibuat DC pulsed. itupun tidak sepanas pada transistor.
.
2. menjalankan coil 0,5 mm seberat 500 gr ( dililit pada koker trafo 5 A ), hasilnya mosfet tidak panas sama sekali ( pun juga tidak mati / terbakar ). antara source dan Drain dihubungkan dengan indikator neon ( menyala putih / kebiruan ), menandakan bahwa telah terjadi back emf yang cukup besar.
.
3. saya coba menjalankan 100 lilit kawat email 0,5 mm, juga sukses ( mosfet tidak panas apalagi mati ) walaupun sama seperti percobaan kedua, spike yang dihasilkan juga tak kalah hebatnya ( neon sampai menyala putih / kebiruan )
.
kesimpulan...
MOSFET cocok dipakai untuk pulser / radiant charger / yang memakai coil
( itulah mengapa mosfet banyak dipakai pada inverter DC AC berdaya besar, PSU komputer dan sebagainya )
.
bener bang sucahyo... IC 555 nampaknya rentan rusak kena spike
( ya wajarlah... namanya juga komponen semikonduktor... tentu saja rentan "spike" )
.
lebih anehnya lagi ( saya temukan sore ini ), saat ic 555 + mosfet tidak diberi beban coil, 555 berjalan normal
namun begitu beban dihubungkan dengan coil ( ataupun pemanas nikelin yang dibuat coil )
eh kecepatan / freq 555 bertambah
saya pikir, aneh juga... freq bisa berubah gara-gara diberi coil
( apa mungkin karena spike / ringing pada coil yang mengalir pada kutub + dan -, menjalar ke ic 555 dan mampu mempengaruhi freq yang dihasilkan ic 555 )