Post by Sucahyo on Nov 20, 2013 12:30:59 GMT 7
Bagi banyak orang free energy diartikan sebagai mendapatkan energi secara gratis. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Alat - alat yang dinamakan sebagai alat free energy tidaklah free, namun bila dibandingkan dengan alat yang sudah ada memang ada faktor "free" nya.
Beberapa contoh alat yang dikatakan free energy.
Bedini School Girl
Bedini School Girl yang ditiru banyak orang dikatakan menghasilkan free energy, karena selain menghasilkan daya gerak juga bisa dipergunakan untuk menngecharge baterai. Pada kenyataannya, bila kita kecualikan buatan pribadi Bedini, Bedini School Girl bukanlah alat free energy. Bila dilihat konsumsi arus dan daya gerak yang dihasilkan, maka Bedini School Girl adalah motor yang tidak efisien. Bila dilihat dari konsumsi arus dan daya charging yang dihasilkan, maka Bedini School Girl adalah charger yang tidak efisien. Berdasarkan eksperimen yang lain, dikatakan untuk konsumsi arus 1 amper dihasilkan aurs charging 25mili ampere, sangat tidak cukup untuk charging sehingga charging baterai 70Ah akan butuh semingguan.
Bila dikatakan bahwa arus charging yang dihasilkan adalah free, maka itu bohong, karena pada kenyataannya bila arus charging "tambahan" dipakai beneran untuk ngecharge baterai lain maka kecepatan dari putaran motor akan berkurang. Dengan kata lain energi yang dipergunakan bukanlah energi gratis. Ini juga berlaku untuk motor desain Peter Lindemann. Tidak berlaku untuk motor buatan Bedini.
BTW, Motor yang dijual oleh Rick Friedrich bukanlah motor buatan Bedini, jadi jangan berharap bisa mendapatkan free energy. Walau itu motor yang dipartneri oleh Bedini, saya melihat banyak perbedaan desain dari motor asli Bedini.
Hydroxy / HHO
Alat dengan prinsip elektrolisi untuk menghasilkan hydroxy/hho/brown gas sering dikatakan sebagai teknologi masa depan yang bisa dipergunakan untuk menggantikan bahan bakar dari minyak bumi. Walau termasuk sebagai alat free energy, alat ini sebenarnya bukan free. Alat ini mengkonsumsi air. Air yang mungkin di masa depan harganya bisa semahal bensin.
Kalau melihat perkembangan teknologinya, sampai sekarang masih hanya sedikit sekali yang bisa self sustain. Dan yang bisa self sustain sekalipun konsumsi airnya masih lebih boros daripada kalau pakai bensin. Kebanyakan juga menggunakan distilled water yang notabene harganya jauh lebih mahal dari air kemasan biasa. Dan karena kekurangtahuan, banyak yang melakukannya dengan salah kaprah dan merusak mesin yang dicoba.
Energi Surya / Angin
Alat yang memanfaatkan energi surya atau angin dikatakan sebagai alat free energy karena sinar matahari dan angin tersedia bebas. Namun sekarang ini ketersediaan matahari dan angin sudah berkurang banyak, terutama oleh akibat gangguan polusi pesawat yang sekarang ini sudah dalam tahap parah. Polusi pesawat yang bisa kita lihat sebagai asap putih panjang menyebabkan perubahan dominasi awan yang seringkali mengakibatkan langit tertutup awan cirrus atau kabut tinggi. Keduanya mengakibatkan berkurangnya penerimaan sinar matahari dan angin.
Masalah diatas tidak terjadi pada sistem hydro karena kita dianugerahi dengan tempat yang banyak airnya. Tinggal diatur polusinya agar hujan tidak tertunda.
Energi surya juga dikatakan sebagai energi yang bersih (free from pollution). Pendapat ini salah karena pemanfaatan energi surya membutuhkan tempat penyimpanan listrik, yaitu baterai. Karena kekurangtahuan, banyak implementasi menggunakan tipe baterai yang salah yang mengakibatkan umur baterai yang seharusnya bertahan 20 tahunan hanya bertahan 1 tahunan. Ini berarti setiap tahun akan ada sampah baterai. Sampah baterai adalah sampah beracun karena mengandung timah/timbal. Tipe baterai yang lebih canggih pun juga lebih beracun (contoh Lithium).
Umur dari panel surya pun juga bisa pendek terutama untuk merek murahan, ada yang bilang hanya bertahan 6 bulan karena jamuran. Efisiensipun akan berkurang dengan jalannya waktu, setahun bisa berkurang 20%.
Pada akhirnya energi surya menjadi energi yang mahal. Pemerintah pernah mematok harga Rp. 2500,- untuk per kwhnya. Berlipat lebih mahal dari tarif listrik sekarang.
Beberapa contoh alat yang dikatakan free energy.
Bedini School Girl
Bedini School Girl yang ditiru banyak orang dikatakan menghasilkan free energy, karena selain menghasilkan daya gerak juga bisa dipergunakan untuk menngecharge baterai. Pada kenyataannya, bila kita kecualikan buatan pribadi Bedini, Bedini School Girl bukanlah alat free energy. Bila dilihat konsumsi arus dan daya gerak yang dihasilkan, maka Bedini School Girl adalah motor yang tidak efisien. Bila dilihat dari konsumsi arus dan daya charging yang dihasilkan, maka Bedini School Girl adalah charger yang tidak efisien. Berdasarkan eksperimen yang lain, dikatakan untuk konsumsi arus 1 amper dihasilkan aurs charging 25mili ampere, sangat tidak cukup untuk charging sehingga charging baterai 70Ah akan butuh semingguan.
Bila dikatakan bahwa arus charging yang dihasilkan adalah free, maka itu bohong, karena pada kenyataannya bila arus charging "tambahan" dipakai beneran untuk ngecharge baterai lain maka kecepatan dari putaran motor akan berkurang. Dengan kata lain energi yang dipergunakan bukanlah energi gratis. Ini juga berlaku untuk motor desain Peter Lindemann. Tidak berlaku untuk motor buatan Bedini.
BTW, Motor yang dijual oleh Rick Friedrich bukanlah motor buatan Bedini, jadi jangan berharap bisa mendapatkan free energy. Walau itu motor yang dipartneri oleh Bedini, saya melihat banyak perbedaan desain dari motor asli Bedini.
Hydroxy / HHO
Alat dengan prinsip elektrolisi untuk menghasilkan hydroxy/hho/brown gas sering dikatakan sebagai teknologi masa depan yang bisa dipergunakan untuk menggantikan bahan bakar dari minyak bumi. Walau termasuk sebagai alat free energy, alat ini sebenarnya bukan free. Alat ini mengkonsumsi air. Air yang mungkin di masa depan harganya bisa semahal bensin.
Kalau melihat perkembangan teknologinya, sampai sekarang masih hanya sedikit sekali yang bisa self sustain. Dan yang bisa self sustain sekalipun konsumsi airnya masih lebih boros daripada kalau pakai bensin. Kebanyakan juga menggunakan distilled water yang notabene harganya jauh lebih mahal dari air kemasan biasa. Dan karena kekurangtahuan, banyak yang melakukannya dengan salah kaprah dan merusak mesin yang dicoba.
Energi Surya / Angin
Alat yang memanfaatkan energi surya atau angin dikatakan sebagai alat free energy karena sinar matahari dan angin tersedia bebas. Namun sekarang ini ketersediaan matahari dan angin sudah berkurang banyak, terutama oleh akibat gangguan polusi pesawat yang sekarang ini sudah dalam tahap parah. Polusi pesawat yang bisa kita lihat sebagai asap putih panjang menyebabkan perubahan dominasi awan yang seringkali mengakibatkan langit tertutup awan cirrus atau kabut tinggi. Keduanya mengakibatkan berkurangnya penerimaan sinar matahari dan angin.
Masalah diatas tidak terjadi pada sistem hydro karena kita dianugerahi dengan tempat yang banyak airnya. Tinggal diatur polusinya agar hujan tidak tertunda.
Energi surya juga dikatakan sebagai energi yang bersih (free from pollution). Pendapat ini salah karena pemanfaatan energi surya membutuhkan tempat penyimpanan listrik, yaitu baterai. Karena kekurangtahuan, banyak implementasi menggunakan tipe baterai yang salah yang mengakibatkan umur baterai yang seharusnya bertahan 20 tahunan hanya bertahan 1 tahunan. Ini berarti setiap tahun akan ada sampah baterai. Sampah baterai adalah sampah beracun karena mengandung timah/timbal. Tipe baterai yang lebih canggih pun juga lebih beracun (contoh Lithium).
Umur dari panel surya pun juga bisa pendek terutama untuk merek murahan, ada yang bilang hanya bertahan 6 bulan karena jamuran. Efisiensipun akan berkurang dengan jalannya waktu, setahun bisa berkurang 20%.
Pada akhirnya energi surya menjadi energi yang mahal. Pemerintah pernah mematok harga Rp. 2500,- untuk per kwhnya. Berlipat lebih mahal dari tarif listrik sekarang.