|
Post by ronym on Aug 5, 2014 6:56:12 GMT 7
memiliki peralatan elektronik mau tak mau juga membeli baterai atau AKI sebagai sumber listrik menentukan pilihan untuk membeli baterai yang sekali pakai atau rechargeable, tentu saja tergantung pemakaian misal untuk menyalakan jam dinding, remote TV dan sebagainya yang penggantian baterenya kadang sampai 1 tahun ( karena memakan arus listrik yang sangat sedikit ) lebih "murah" dan "efisien" memakai baterai yang sekali pakai ( misal baterai ABC biru ) . namun manakala memakai alat elektronik yang membutuhkan arus yang lumayan besar, misal senter LED, Joulethief, dan sejenisnya tentu saja lebih "ekonomis" memakai baterai Rechargeable mengingat baterai ini bisa dipakai dan dicas ulang ratusan bahkan ribuan kali . tips diatas sebagai permulaan dalam menentukan baterai yang akan kita pakai mengingat ekonomis atau tidaknya juga tergantung pada pemakaian . langkah kedua adalah menentukan jenis baterai yang akan kita beli biasanya kita memakai jurus "murah dan berkualitas bagus" namun dalam dunia nyata barang yang berkualitas bagus selalu berharga mahal ( lebih mahal dari yang kualitasnya tidak begitu bagus ) . jika pertimbangan kita adalah harga murah menurut pengalaman saya beberapa kali beli baterai NiCd / NiCad, NiMH baterai NiCd entah apapun mereknya ( termasuk yang KW 3 sekalipun ) lebih handal dalam pengertian walaupun baterai ini tidak bermerek sekalipun, kapasitas dan kemampuannya cukup baik dan mampu melalui test berupa mengalirkan arus 1 Ampere dalam waktu 5 menit . hal ini berbeda dengan misal baterai NiMH yang palsu ( misal SONY 4600 mAH ) ada saja baterai yang gagal untuk menghidupkan alat elektronik yang memakan arus 500mA, 1 Ampere ataupun lebih . baterai Nicd bertipe AA dengan kapasitas 750 mA berharga "murah" yaitu antara Rp 8.000 sampai Rp 15.000 . namun manakala kita membutuhkan kemampuan yang hebat dari baterai AA rechargeable misal menghidupkan kamera digital mau tak mau harus memakai baterai AA yang berharga mahal ( ya, wajarlah karena harga kamera digital juga tidak murah ) misal eneloop, sony ( original ), sanyo ( original ) dan sebagainya yang harga sepasang berharga minimal Rp 50.000 . jenis baterai Li Ion memang untuk sementara saya hindari ( kecuali untuk pemakaian di alat-alat yang sudah biasa memakai baterai jenis ini misal HP, Laptop, Tablet, Kamera digital, dll ) . mengingat penanganannya yang ekstra ( dibanding NiMH dan Nicd ) misal tidak boleh over charge karena akan menghasilkan gas berlebihan dan mungkin terbakar ( charger ditinggal semalaman men charge baterai Li Ion , padahal charger tidak ada auto stopnya ) tidak boleh over discharge ( joule thief dapat merusak baterai Li Ion karena akan menyedot listrik dari baterai Li Ion sampai benar benar habis padahal baterai Li Ion tidak boleh di discharge sampai 2,7 volt... karena akan cepat "melembung" ) tidak boleh dipakai pada lingkungan yang panas dan sebagainya
|
|
|
Post by Sucahyo on Aug 5, 2014 14:47:13 GMT 7
terima kasih sharingnya.
Batre Nimh punya kapasitas lebih besar tapi punya hambatan internal yang besar juga, jadi tidak cocok untuk alat yang butuh daya besar. Lebih cocok kalau pakai nicd.
Untuk kamera, pakai nicad 1000mAh seharga 6 ribu sebiji kadang sudah cukup. Justru batre kapasitas tinggi bisa kalah karena masalah resistansi internal yang besar.
Lithium wajib tidak boleh overcharge, tapi juga tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama.
|
|
|
Post by senyumin on Dec 5, 2016 9:23:19 GMT 7
saya rasa lebih hemat memakai baterai abc kalau pakek remot digital memang boros sekali energi yang di keluarkan
|
|
|
Post by Sucahyo on Dec 5, 2016 16:15:52 GMT 7
saya rasa lebih hemat memakai baterai abc kalau pakek remot digital memang boros sekali energi yang di keluarkan Iya, ada hubungan antara umur batre dan kekuatan / kemampuan mengalirkan arus..
|
|
joana
New Member
Posts: 5
|
Post by joana on Mar 10, 2017 8:54:53 GMT 7
terimakasih banyak untuk tipsnya yang di berikan
|
|
|
Post by Ceco on Mar 17, 2017 0:34:57 GMT 7
Ok. Mau tanya, minta kajiannya klo dua buah baterai li-on 3000 mAh dirangkai seri kemudian langsung di hubungkan dengan baterai ponsel apakah baterai poselnya dapat ter-charge? Apakah kecepatan arusnya 3000mA? Timbul petanya apa iya keluaran arus sama besarnya dengan kapasitas?
Mohon dong sharingnya karna kurang tau-menau. Makasih atas perhatiannya.
|
|
|
Post by Sucahyo on Mar 17, 2017 16:13:47 GMT 7
Ok. Mau tanya, minta kajiannya klo dua buah baterai li-on 3000 mAh dirangkai seri kemudian langsung di hubungkan dengan baterai ponsel apakah baterai poselnya dapat ter-charge? Apakah kecepatan arusnya 3000mA? Timbul petanya apa iya keluaran arus sama besarnya dengan kapasitas? Mohon dong sharingnya karna kurang tau-menau. Makasih atas perhatiannya. Arus yang bisa dikeluarkan tergantung juga pada alatnya. Jadi bila alat tidak banyak menyedot arus, maka yang keambil juga tidak bisa banyak. Untuk bisa mengecharge ponsel, maka voltase harus sekitar 5V. Kalau kelebihan bahaya, kalau kurang tidak bisa ngecharge. Walau terlihat sederhana, power bank dan charger biasanya ada pengatur voltase/arus charge juga. Karena kalau overcharge akan bahaya. sehingga harus dibatasi. Untuk ponsel, arus yang dipakai negcharge sebaiknya dibatasi maksimal sama dengan kapasitas batre ponselnya.
|
|
|
Post by Ceco on Mar 17, 2017 18:10:15 GMT 7
Makasih banyak atas jawaban curhat saya. Saya senang dg sharing ini. Saya pengen buat powerbank sendiri buat ngecas HP, pertama berfikir menggunakan dua buah li-ion 3,7V dirangkai seri jadi 7.4V namun ntar gak bisa di cas ulang pakai casnya HP. Akhirnya saya pilih 4 buah AA NiMH 1,2V 1500mAh juga dirangkai seri kan outputnya jadi 4,8V. sedangkan output cas hp 5V masih lebih besar 0,2V. kan masih bisa di cas ulang ya??
Yang kedua Soal kecepatan ngecas HP kan tergantung dari kecepatan arus. Baterai hp saya 1300mAh Baterai niMh nya 1500mAh --- Dihubungkan langsung ke kabel data tanpa pengatur arus terus ke hp buat ngecas, soal konsumsi daya hp misal hp dimatikan, jd cuman ngecas baterai HPnya. Daya baterai hp saya gk tau. Berapa ya nanti kecepatan arusnya takut melebihi gt bang.?? Mohon pencerahannya. Moga ilmu abang bermanfaat sebesar besarnya
|
|
|
Post by Sucahyo on Mar 18, 2017 7:56:06 GMT 7
Makasih banyak atas jawaban curhat saya. Saya senang dg sharing ini. Saya pengen buat powerbank sendiri buat ngecas HP, pertama berfikir menggunakan dua buah li-ion 3,7V dirangkai seri jadi 7.4V namun ntar gak bisa di cas ulang pakai casnya HP. Akhirnya saya pilih 4 buah AA NiMH 1,2V 1500mAh juga dirangkai seri kan outputnya jadi 4,8V. sedangkan output cas hp 5V masih lebih besar 0,2V. kan masih bisa di cas ulang ya?? Yang kedua Soal kecepatan ngecas HP kan tergantung dari kecepatan arus. Baterai hp saya 1300mAh Baterai niMh nya 1500mAh --- Dihubungkan langsung ke kabel data tanpa pengatur arus terus ke hp buat ngecas, soal konsumsi daya hp misal hp dimatikan, jd cuman ngecas baterai HPnya. Daya baterai hp saya gk tau. Berapa ya nanti kecepatan arusnya takut melebihi gt bang.?? Mohon pencerahannya. Moga ilmu abang bermanfaat sebesar besarnya Setahu saya voltase batre hp itu sekitar 3.5 sampai 4V. Jadi 4.8V juga rasanya masih bisa mengecharge hp. Yang bisa mempengaruhi besar arus yang mengalir ke hp itu adalah hambatan internal batre yang di charge, hambatan internal batre yang ngecharge dan beda voltase. Kuat arus bisa dihitung dari beda voltase antara batre di charge dan batre yang ngecharge. Problemnya kita susah tahu hambatan internal dari batrenya. Yang saya tahu, hambatan internal dari batre nimh jauh lebih besar dari batre li-ion. tapi kalau di seri jadi 7.4V, maka itu sepertinya terlalu besar. Entah bisa pakai chip voltage regulator atau tidak, seperti rangkaian charger hp untuk motor. Maaf saya ralat yang sebelumnya, sepertinya untuk charger hp nggak perlu pengatur charge. Buktinya hp bisa di charge di USBnya komputer juga. Di USB nya komputer kan tidak ada pengatur arusnya. Cuma ada memastikan arusnya maksimal 500mA dan voltase 5V. Contoh rangkaian charger untuk motor: Attachments:
|
|
|
Post by Ceco on Mar 19, 2017 14:20:42 GMT 7
Makasih banyak atas jawaban curhat saya. Saya senang dg sharing ini. Saya pengen buat powerbank sendiri buat ngecas HP, pertama berfikir menggunakan dua buah li-ion 3,7V dirangkai seri jadi 7.4V namun ntar gak bisa di cas ulang pakai casnya HP. Akhirnya saya pilih 4 buah AA NiMH 1,2V 1500mAh juga dirangkai seri kan outputnya jadi 4,8V. sedangkan output cas hp 5V masih lebih besar 0,2V. kan masih bisa di cas ulang ya?? Yang kedua Soal kecepatan ngecas HP kan tergantung dari kecepatan arus. Baterai hp saya 1300mAh Baterai niMh nya 1500mAh --- Dihubungkan langsung ke kabel data tanpa pengatur arus terus ke hp buat ngecas, soal konsumsi daya hp misal hp dimatikan, jd cuman ngecas baterai HPnya. Daya baterai hp saya gk tau. Berapa ya nanti kecepatan arusnya takut melebihi gt bang.?? Mohon pencerahannya. Moga ilmu abang bermanfaat sebesar besarnya Setahu saya voltase batre hp itu sekitar 3.5 sampai 4V. Jadi 4.8V juga rasanya masih bisa mengecharge hp. Yang bisa mempengaruhi besar arus yang mengalir ke hp itu adalah hambatan internal batre yang di charge, hambatan internal batre yang ngecharge dan beda voltase. Kuat arus bisa dihitung dari beda voltase antara batre di charge dan batre yang ngecharge. Problemnya kita susah tahu hambatan internal dari batrenya. Yang saya tahu, hambatan internal dari batre nimh jauh lebih besar dari batre li-ion. tapi kalau di seri jadi 7.4V, maka itu sepertinya terlalu besar. Entah bisa pakai chip voltage regulator atau tidak, seperti rangkaian charger hp untuk motor. Maaf saya ralat yang sebelumnya, sepertinya untuk charger hp nggak perlu pengatur charge. Buktinya hp bisa di charge di USBnya komputer juga. Di USB nya komputer kan tidak ada pengatur arusnya. Cuma ada memastikan arusnya maksimal 500mA dan voltase 5V. Contoh rangkaian charger untuk motor: hmm makasih pencerahannya dapat membantu. Smg ilmu abang lebih bermanfaat seluas-luasnya.amiin.
|
|
|
Post by Sucahyo on Mar 20, 2017 8:35:58 GMT 7
hmm makasih pencerahannya dapat membantu. Smg ilmu abang lebih bermanfaat seluas-luasnya.amiin. Terima kasih, sama sama, semoga berguna. amiin.
|
|
|
Post by Hilman ZN on Feb 2, 2018 15:11:43 GMT 7
Siang Gan...saya ganti battre NiCd AA400mAH 14.4V menjadi NiCd AA800mAH 14.4V kira kira masalah gak ya Gan?....thanks
|
|
|
Post by Sucahyo on Feb 5, 2018 15:05:36 GMT 7
Siang Gan...saya ganti battre NiCd AA400mAH 14.4V menjadi NiCd AA800mAH 14.4V kira kira masalah gak ya Gan?....thanks Tidak masalah. karena yang penting voltasenya
|
|
|
Post by Kang Dank on Mar 4, 2018 22:27:36 GMT 7
Met malem om Admin, mau tanya kalo lamanya men-charge bater AA Ni-MH berapa lama ya om ??
|
|
|
Post by Sucahyo on Mar 9, 2018 14:43:46 GMT 7
Met malem om Admin, mau tanya kalo lamanya men-charge bater AA Ni-MH berapa lama ya om ?? Kecepatan charging tergantung kapasitas. Biasanya voltase dari batre dibuat mencapai 1.4 V baru disetop chargingnya.
|
|
|
Post by Iskandar on Apr 24, 2018 13:38:15 GMT 7
Tolong tanya Gan, raket nyamuk Krisbow saya punya pake rechargeable baterai kotak, tapi tidak ada data (polos), betarainya saya mau belikan, kira2 brapa volt dan NiCd atau NiMH Gan? Pls adv. Terima kasih
|
|
|
Post by Sucahyo on Apr 26, 2018 12:30:19 GMT 7
Tolong tanya Gan, raket nyamuk Krisbow saya punya pake rechargeable baterai kotak, tapi tidak ada data (polos), betarainya saya mau belikan, kira2 brapa volt dan NiCd atau NiMH Gan? Pls adv. Terima kasih Baterai kotak biasanya 9V. Yang rechargeable 9V mestinya ada langsung.
|
|
|
Post by tasha on Mar 22, 2020 20:20:08 GMT 7
Veljko Milkovic: Solar panels in the fight against many viruses
Novi Sad inventor Veljko Milkovic says reflective panels would help fight the virus because they have the ability to absorb sunlight into the house.
- Many people know that vitamin D3 is the best source of protection for bones and other organs, and in this way people can sunbathe in their apartments in the middle of winter and thus protect themselves against the virus. The sun is also good against depression, especially when one has to be self-depraved - Milkovic said.
The savings in heating are based on reflective surfaces. By this we mean surfaces that largely reflect the direct and diffuse radiation of the Sun (about 80%). They are glossy coatings (varnishes and paints), aluminum foils and sheets on a solid surface, and optionally milky white can be used, which is also acceptable since diffusion does not lose much since the reflective surfaces are right next to the window.
As we learn from Veljko Milkovic, an academic and inventor from Novi Sad, the upper reflecting surface is embedded in the eaves of the building and is usually fixed, while the lower one is below the window, it is movable and serves as an eyelid.
Suppose one average household has a boiler, an electric cooker, a fridge, a washing machine, a TV, a computer, 10 bulbs…
The largest consumers of electricity in the household are thermal consumers, that is, the boiler and the electric stove. Right behind them are a washing machine and a refrigerator. Televisions, computers, phone chargers are the smallest consumers of electricity.
In our calculations, we will assume that our devices have the following power:
Water heater 80l - 2000W Electric cooker - hotplates 1000W + oven 2000W Refrigerator - 300W Washing Machine - 2000W TV - 100W Computer - 150W Bulb - 15W
Another important thing is that not every boiler consumes the same electricity as any computer, etc. How much each device consumes can be found on its back on the specification label (power expressed in W). Because of this difference in consumption, the so-called energy class or energy class of the product was introduced, so when you go to buy, say, a new washing machine, you will see that its specification says energy class A or B or A +. Devices with energy rating A +++ are the most energy efficient devices that use the least electricity in their work, followed by A ++ and A +, then A, then B, then C, etc. Keep this in mind when buying household appliances, purchasing energy efficient appliances can reduce your electricity consumption.
As an example, we would like you to install a standalone photovoltaic system
We have already written about how stand-alone photovoltaic systems work. When you install a standalone photovoltaic system, it means that you are independent of the grid and can only consume the electricity you generate. This is very important because there are misconceptions that a single solar panel can meet the needs of the entire household.
The calculation is as follows: the power of each device is multiplied by the number of hours worked during the day and at the end all the values obtained are added together. This gives us how many kilowatt hours (kWh) we consume per day.
Boiler: 2000W x 3h = 6000Wh Electric cooker hob: 1000W x 1h = 1000Wh Electric oven: 2000W x 0,5h = 1000Wh Fridge: 300W x 7h = 2100Wh (although the fridge works 24h, it effectively works much less, or only when it reaches the required temperature again) Washing machine: 2000W X 0,5h = 1000Wh TV: 100W x 6h = 600Wh Computer: 150W x 5h = 750Wh Bulbs: 15W x 10pcs x 2h = 300W When all this is added, 6000Wh + 1000Wh + 1000Wh + 2100Wh + 1000Wh + 600Wh + 750Wh + 60W = 12750Wh and 12.75kWh respectively
One solar panel on average a day works from 4-5h if we take that solar panel has a power of 250W by multiplying by 4.5h we add that one solar panel per day produces 1125Wh and 1,125kWh.
If we divide our daily electricity demand of 12.75kWh by 1.125kWh how many solar panels we produce, we get that we need 12 solar panels. One 250W solar panel typically has 2 100Ah solar panels, and it also needs an inverter of 5kW, which has proven to be quite a satisfactory choice for the average household and leaves room for a possible upgrade of the solar system.
As you can see half of the electricity consumption (6000Wh from 12450Wh) goes to the boiler, for example if you install a solar thermal water heating system you will consume half less electricity and you will need twice less solar panels, ie 6 pieces.
If you use gas instead of electric stove, you will save another 2000Wh a day, so your solar needs will satisfy 4 solar panels.
Thus, with small modifications, it is possible to significantly reduce the consumption of electricity and therefore save the installation of a smaller solar system. A complete range of standalone photovoltaic systems from the company. As another example, you will want to install a grid-connected solar system
By installing a grid-connected solar system, you still remain connected to the power grid and can always use EPS power if your solar system does not produce enough power. The calculation of daily electricity demand is still the same, but now all electricity consumption from solar panels does not have to be covered. So if we want to cover the complete daily requirement for electricity of 12.75kWh then we still need 12 solar panels of 250W each. However, if we want to cover half of our consumption, we need 6 solar panels and the rest of the required electricity will be used from the electricity distribution network. It is most profitable to cover part of the consumption for how much a household enters the red zone and pays more expensive kWh. These systems are much cheaper than stand-alone systems because they do not have solar panels, and therefore pay off faster. In Western Europe and America, almost only these systems are installed in households, Milkovic points out.
So in the end we can conclude that the average household needs 4-12 solar panels, depending on what and how it is used in that household. It is a common misconception that a single solar panel is sufficient to supply electricity to the entire household, as well as the misconception that solar power is too expensive. It is easy to calculate that solar systems are paid over a period of 5-10 years and their lifespan is up to 30 years. If we consider the constant price increases of electricity then solar systems pay off much faster. In any case, solar energy has never been more affordable.
|
|