Post by ronym on Sept 20, 2014 8:48:38 GMT 7
Berikut ini beberapa tips agar baterai kita aman saat kita gunakan dan lebih awet
beberapa perlakuan mungkin akan membuat kita kerepotan
( mengubah pola charge-discharge )
ataupun tidak memanfaatkan kapasitas yang ada
( karena targetnya adalah awet )
.
1. Baterai Li ion
- Charge baterai hanya sampai tegangan 4,0 volt ( antara 80%-85% )
- Discharge tidak kurang dari 3,6 volt ( sekitar 60% kapasitas, alias maksimum discharge 40% dari kapasitas )
Dengan perlakuan diatas, cycle charge-discharge kemunginan mencapai 1000 cycle ( melebihi umur baterai yang biasanya hanya 500 an cycle pada full charge + full discharge )
.
mengapa hanya di charge max 4,0 volt ?
kelemahan baterai Li ion adalah ia akan mengalami "stress" akibat voltase yang tinggi ( jika lebih dari 4,0 volt )
oleh sebab itu jika kita ingin baterai li ion awet, hanya charge baterai sampai 4,0 volt atau 80% sampai 85% kapasitas
mungkin inilah sebabnya mengapa baterai li ion yang baru bertegangan 3,8 volt
( jika kita ingin menyimpan baterai li ion untuk waktu yang lama, cas baterai antara 3,7 - 3,8 volt saja )
demikian pula tidak didischarge kurang dari 3,6 volt agar baterai lebih awet
.
ya tentu saja itu artinya kita perlu mencas hp, laptop, senter yang memakai baterai li ion
jika kapasitas sudah berkurang jadi 60%
dan hentikan charge jika sudah 85%
dengan begitu baterai akan awet lebih dari 1 tahun ( 1000 cycle )
.
2. Baterai NiCd atau Nicad
- Nampaknya tidak ada batas charging untuk baterai ini ( bisa dicas sampai full 100% )
- Charging baterai yang belum sepenuhnya di discharge ( 0% atau tegangan antara 1-1,2 volt ) akan mengakibatkan "memory effect" hanyalah mitos
walaupun sebenarnya memory effect ini akibat charger lama yang memakai constant current charge membuat permukaan elektroda baterai Ni cd menjadi bergelombang / berbukit runcing
hal ini menyebabkan baterai Ni cd terjadi "self discharge" ataupun berkurang kemampuannya dalam menyimpan charge
hal ini bisa diatasi dengan "pulse charge"
- Untuk mengetahui state of charge, sangat sulit dilakukan pada baterai Nicd. Karena baterai ini entah dalam kondisi 50%, 70% ataupun hanya 20%, tegangan baterai tetap berkisar 1,2 volt
( seketika setelah kita cas biasanya tegangan baterai bisa sampai 1,35 volt )
hal ini berbeda dengan state of charge baterai timbal ataupun li ion yang bisa kita ketahui kapasitas baterai tinggal berapa dari tegangan baterai
mungkin inilah kelebihan dari baterai nicd yaitu tegangan baterai tidak akan turun walaupun digunakan sampai 0% sekalipun
( tegangan baterai yang drop sampai 1 volt mungkin diakibatkan oleh baterai yang sudah drop alias sudah berkurang kepampuannya )
.
3. Baterai Timbal SLA
-karena baterai hanya memiliki sedikit elektrolit, maka charging tidak boleh melebihi 13 volt
( tegangan maksimal aki SLA 12 volt adalah 12,8 volt )
jika terjadi over charge baterai akan "kembung" karena elektrolit berubah menjadi gas hidrogen dan oksigen
( bisa terjadi baterai meleduk )
-discharge baterai tidak kurang dari 50%
-full discharge yaitu pada tegangan 10,7 volt, namun biasanya pada UPS ataupun inverter, akan shut down sendiri manakala tegangan baterai mencapai 11 volt
- baterai ini sebetulnya tidak cocok dipakai pada peralatan yang menyedot arus besar. atau dengan kata lain hanya cocok dipakai pada alat yang menyedot arus kecil.
rumus arus maksimal adalah Kapasitas ( AH ) dibagi dengan 20
contoh 4 AH maka arus maks adalah 200mA ( untuk 20 jam nyala )
dengan karakteristik seperti ini, sangat cocok untuk menyalakan lampu LED yang menarik arus hanya 100-200mA sehingga mampu menyalakan LED selama 10-20 jam non stop
.
.
4. Baterai Timbal Basah ( memiliki larutan elekrolit ), starter battery
baterai ini memiliki plat yang lebih tipis daripada baterai SLA ataupun Deep Cycle battery
sehingga lebih rentan rusak
jika mau awet, tidak boleh di discharge sampai melebihi 70% kapasitas
baterai ini mungkin lebih cocok kita pakai pada beban berat
misal inverter, UPS dan sebagainya yang hanya dipakai dalam tempo singkat ( 10-30 menit )
ataupun jika kita menginginkan arus besar dari Aki yang berkapasitas kecil
( misal menarik arus sampai 10 Ampere pada aki 4-5AH )
inilah mengapa baterai ini dipakai untuk "starter" yaitu menghidupkan starter motor yang menarik arus sangat besar
( pada motor antara 8-10 Ampere, pada mobil antara 50-60 Ampere )
hanya dalam waktu 10-30 detik saja
pola discharge yang tidak sampai 70% ( bahkan pada motor atau mobil yang hanya digunakan untuk starter normal dan tidak ada beban kelistrikan, tak jarang Aki bisa awet sampai 4-5 tahun... contoh aki pada mobil carry milik keluarga saya belum diganti Akinya dari tahun 2010 dan kalau distarter masih jreng )
beberapa perlakuan mungkin akan membuat kita kerepotan
( mengubah pola charge-discharge )
ataupun tidak memanfaatkan kapasitas yang ada
( karena targetnya adalah awet )
.
1. Baterai Li ion
- Charge baterai hanya sampai tegangan 4,0 volt ( antara 80%-85% )
- Discharge tidak kurang dari 3,6 volt ( sekitar 60% kapasitas, alias maksimum discharge 40% dari kapasitas )
Dengan perlakuan diatas, cycle charge-discharge kemunginan mencapai 1000 cycle ( melebihi umur baterai yang biasanya hanya 500 an cycle pada full charge + full discharge )
.
mengapa hanya di charge max 4,0 volt ?
kelemahan baterai Li ion adalah ia akan mengalami "stress" akibat voltase yang tinggi ( jika lebih dari 4,0 volt )
oleh sebab itu jika kita ingin baterai li ion awet, hanya charge baterai sampai 4,0 volt atau 80% sampai 85% kapasitas
mungkin inilah sebabnya mengapa baterai li ion yang baru bertegangan 3,8 volt
( jika kita ingin menyimpan baterai li ion untuk waktu yang lama, cas baterai antara 3,7 - 3,8 volt saja )
demikian pula tidak didischarge kurang dari 3,6 volt agar baterai lebih awet
.
ya tentu saja itu artinya kita perlu mencas hp, laptop, senter yang memakai baterai li ion
jika kapasitas sudah berkurang jadi 60%
dan hentikan charge jika sudah 85%
dengan begitu baterai akan awet lebih dari 1 tahun ( 1000 cycle )
.
2. Baterai NiCd atau Nicad
- Nampaknya tidak ada batas charging untuk baterai ini ( bisa dicas sampai full 100% )
- Charging baterai yang belum sepenuhnya di discharge ( 0% atau tegangan antara 1-1,2 volt ) akan mengakibatkan "memory effect" hanyalah mitos
walaupun sebenarnya memory effect ini akibat charger lama yang memakai constant current charge membuat permukaan elektroda baterai Ni cd menjadi bergelombang / berbukit runcing
hal ini menyebabkan baterai Ni cd terjadi "self discharge" ataupun berkurang kemampuannya dalam menyimpan charge
hal ini bisa diatasi dengan "pulse charge"
- Untuk mengetahui state of charge, sangat sulit dilakukan pada baterai Nicd. Karena baterai ini entah dalam kondisi 50%, 70% ataupun hanya 20%, tegangan baterai tetap berkisar 1,2 volt
( seketika setelah kita cas biasanya tegangan baterai bisa sampai 1,35 volt )
hal ini berbeda dengan state of charge baterai timbal ataupun li ion yang bisa kita ketahui kapasitas baterai tinggal berapa dari tegangan baterai
mungkin inilah kelebihan dari baterai nicd yaitu tegangan baterai tidak akan turun walaupun digunakan sampai 0% sekalipun
( tegangan baterai yang drop sampai 1 volt mungkin diakibatkan oleh baterai yang sudah drop alias sudah berkurang kepampuannya )
.
3. Baterai Timbal SLA
-karena baterai hanya memiliki sedikit elektrolit, maka charging tidak boleh melebihi 13 volt
( tegangan maksimal aki SLA 12 volt adalah 12,8 volt )
jika terjadi over charge baterai akan "kembung" karena elektrolit berubah menjadi gas hidrogen dan oksigen
( bisa terjadi baterai meleduk )
-discharge baterai tidak kurang dari 50%
-full discharge yaitu pada tegangan 10,7 volt, namun biasanya pada UPS ataupun inverter, akan shut down sendiri manakala tegangan baterai mencapai 11 volt
- baterai ini sebetulnya tidak cocok dipakai pada peralatan yang menyedot arus besar. atau dengan kata lain hanya cocok dipakai pada alat yang menyedot arus kecil.
rumus arus maksimal adalah Kapasitas ( AH ) dibagi dengan 20
contoh 4 AH maka arus maks adalah 200mA ( untuk 20 jam nyala )
dengan karakteristik seperti ini, sangat cocok untuk menyalakan lampu LED yang menarik arus hanya 100-200mA sehingga mampu menyalakan LED selama 10-20 jam non stop
.
.
4. Baterai Timbal Basah ( memiliki larutan elekrolit ), starter battery
baterai ini memiliki plat yang lebih tipis daripada baterai SLA ataupun Deep Cycle battery
sehingga lebih rentan rusak
jika mau awet, tidak boleh di discharge sampai melebihi 70% kapasitas
baterai ini mungkin lebih cocok kita pakai pada beban berat
misal inverter, UPS dan sebagainya yang hanya dipakai dalam tempo singkat ( 10-30 menit )
ataupun jika kita menginginkan arus besar dari Aki yang berkapasitas kecil
( misal menarik arus sampai 10 Ampere pada aki 4-5AH )
inilah mengapa baterai ini dipakai untuk "starter" yaitu menghidupkan starter motor yang menarik arus sangat besar
( pada motor antara 8-10 Ampere, pada mobil antara 50-60 Ampere )
hanya dalam waktu 10-30 detik saja
pola discharge yang tidak sampai 70% ( bahkan pada motor atau mobil yang hanya digunakan untuk starter normal dan tidak ada beban kelistrikan, tak jarang Aki bisa awet sampai 4-5 tahun... contoh aki pada mobil carry milik keluarga saya belum diganti Akinya dari tahun 2010 dan kalau distarter masih jreng )