menurunkan tegangan Back EMF untuk self charging

[ronym]

Salah satu hal yang saya perhatikan, tegangan Back EMF selalu lebih besar dari tegangan awal yang kita kenakan ke coil
( tak jarang Back EMF mampu menghidupkan indikator neon, sehingga bisa kita simpulkan tegangan Back EMF biasanya antara 60-200 volt
pada tegangan input 12 volt)
.
Salah satu kelemahan menggunakan tegangan 60-200 volt ( back emf )
untuk mengecas baterai ( walaupun sudah diseri 4 baterai ) adalah arus sangat kecil
.
Atau jika tegangan Back EMF ini langsung kita hubungkan ke baterai utama
kemungkinan tegangan Back EMF yang besar akan melompat dari plat positif baterai
dan menuju ke plat negatif ( efek dari konduktifitas elektrolit )
dengan begitu bukan efek charging yang kita dapat,
malahan yang terjadi adalah proses discharging ( reverse polarity )
mungkin hal inilah yang mengakibatkan baterai cepat rusak
.
Saya punya ide...
Bagaimana jika kita tempatkan "Step Down trafo" setelah dioda Back EMF
dengan begitu tegangan output akan menjadi 16-20 volt
pas dengan tegangan ideal untuk men cas aki 12volt
dan satu lagi... arus menjadi lebih besar
.
Dengan konsep ini kita bisa membuat "feedback loop" alias
menghubungkan output Trafo stepdown + dioda penyearah langsung ke baterai sumber listrik
.
catatan :
saya belum ada ide untuk mengatasi Back EMF pada trafo Step Down
jika back emf pada coil pertama OFF maka akan terjadi back emf pada coil primer trafo step down
apabila hal ini tidak kita pikirkan
Back emf pada kumparan primer trafo step down sanggup untuk membakar dioda back emf coil pertama
( dioda sangat rentan terhadap reverse voltage )
.
perhitungan kasarnya seperti ini
jika back emf pada coil pertama = 60 volt
maka back emf pada coil primer trafo step down tentunya bisa mencapai 100 volt lebih
( bahkan mungkin mencapai 300 volt )
sangat jarang dioda yang bisa "survive" oleh reverse voltage mencapai 300 volt
.
sebagai contoh 1N4148 mungkin sanggup bertahan dengan back EMF coil pertama sebesar 60 volt
namun pasti tidak akan sanggup bertahan dari back EMF dari coil primer yang lebih dari 100 volt
( dioda 1N4148 hanya tahan oleh reverse voltage sebesar 53 volt )
.
dioda schottky juga sangat jarang yang bisa tahan dengan tegangan reverse lebih dari 30 volt
.
dioda 1N4007 tahan terhadap reverse voltage mencapai 700volt
namun dioda ini terlalu "lambat" menangani pulse dari Back EMF
.
mungkin salah satu dioda yang cocok adalah UF4007
karena memiliki forward ataupun reverse sampai 1000volt
dan ia tergolong fast recovery diode
www.farnell.com/datasheets/78644.pdf
.
salah satu yang jual dioda UF4007
www.ruanghobi.com/produk/2202/uf4007--1a-1000v-fast-recovery-diode.html

[ronym]

rangkaian yang terdapat coil yang bersambung memang repot dalam desain
mengingat coil terakhir yang diumpankan back emf nya akan selalu lebih tinggi di coil berikutnya
.
mungkin pola penngkatan tegangan dengan mamanfaatkan back emf
bisa digunakan untuk voltage multiplier
sebagai contoh
.
konsep dasarnya mirip dengan rangkaian Cockcroft and Walton
( hanya saja menggunakan konsepnya tesla yaitu coil dan capacitor )

[Sucahyo]

Bisa di share rangkaian yang digunakan? Soalnya selama ini saya pakai stingo charger tidak ada masalah seperti itu. Bahkan charging jauh lebih cepat dari normal. Untuk input 1 Amper terukur arus output 350mA. Kalau joule thief, saya perkirakan arus outputnya 200mA. Kalau SSG mungkin lebih kecil lagi.

Saya sudah pernah coba pakai stepdown dan ternyata hasil charging jauh lebih lambat. Ini dikarenakan trafo tidak didesain untuk bisa mengkonversi voltage spike. Mereka dirancang untuk gelombang halus sinewave. Kalau ada yang kasar ya di hilangkan. Oleh karena itu trafo 1:1 sering dipakai sebagai voltage conditioner. Semua spike dan ketidak stabilan input akan diperhalus.

Rangkaian pelipat tegangan saya rasa jauh lebih tidak efektif.

Saya tidak paham dengan BEMF coil pertama dan BEMF coil primer.

[ronym]

belum ada rangkaian fixnya
baru ada ide umumnya saja bang Sucahyo
karena saya lagi memikirkan untuk menyalurkan BackEMF pada coil kedua
yaitu kumparan primer trafo step down yang dihubungkan ke dioda back EMF coil pertama
mengingat tegangan yang akan timbul pada coil kedua ini bisa lebih dari 300 volt
.
back emf coil pertama misal kita gunakan rangkaian alexkor yang ada ic555 dan transistor final
alias pada saat coil ini ON  kemudian OFF akan terjadi back emf sebesar antara 60-100 volt
.
tegangan sebesar ini diturunkan menjadi 15-20volt dengan trafo step down
( ada coil primer dan sekunder )
namun efeknya adalah akan terjadi backemf pada kumparan primer pada trafo step down ini
yang besarnya tegangan pastinya lebih besar dari 100volt ( bisa lebih dari 300 volt )
( backemf inilah yang belum bisa saya atasi )

[Sucahyo]

Terima kasih.

Saya tidak paham mengapa bisa muncul BEMF di trafo step down. Karena bisa saja saking singkatnya arus BEMF, kumparan tidak akan sempat tersaturasi / tidak sempat menyimpan banyak tenaga.

BTW, BEMF dari stingo adalah > 1000V, cukup untuk membuat spark gap.

[ronym]

terbentuknya Back EMF nampaknya tidak butuh waktu lama
( hanya butuh waktu beberapa microsecond )
juga tidak dibutuhkan saturasi penuh pada kumparan
.
fenomena ini sebetulnya selaras dengan fenomena yang ditemukan oleh Newton dalam Fisika
"To every action there is always opposed an equal reaction"
Fa = - Fb
.
jadi sekecil apapun tegangan dan arus listrik yang mengenai kumparan
akan dikembalikan dengan kekuatan yang sama
( walaupun pada kumparan, tegangan back EMF lebih tinggi daripada input )

[Sucahyo]

Saya tidak paham. Apakah ini sudah dicoba?

Karena menurut saya kekuatan BEMF (flyback voltage) tergantung pada daya yang dipakai (voltase dan arus). Karena BEMF dayanya tidak sama dengan input, voltase tinggi tapi arus kecil, maka BEMF selanjutnya tidak akan sekuat BEMF asli, akan jauh lebih lemah.

[ronym]

pada ic 555 kita bisa mengeset "duty cycle" bang Sucahyo
yaitu perbandingan waktu antara ON dan OFF
sebagai contoh freq 1Hz dengan duty cycle 50% atau 1:1
ini artinya waktu ON 1 detik
dan waktu OFF adalah 1 detik
.
apabila kita buat duty cycle 10% alias 1:10
alias waktu ON hanya 1/10 detik
Back EMF yang terjadi, hampir tidak ada bedanya dengan duty cycle 50%
( saya sudah coba hal ini )
.
memang pada titik tertentu waktu ON yang terlalu singkat menyebabkan kekuatan medan magnet tidak sebesar waktu ON minimal 1/10 detik
.
namun Back EMF tetap terjadi walaupun waktu ON lebih dari 1/10 detik
.
cara lainnya adalah dengan mengeset oscillator menjadi 10KHz atau lebih
itu artinya waktu ON bahkan kurang dari 1/10 detik
namun kita tetap mendapatkan "flasing" pada lampu indikator neon
( ini menandakan adanya back EMF )
.
untuk Back EMF yang saling bersambung
( back EMF yang disalurkan ke coil yang lain dan seterusnya... memang belum saya coba bang )
namun saya menduga hal ini mungkin untuk terjadi
mengingat "semestinya" tidak akan ada Back EMF pada coil pertama,
jika coil tidak cukup tersaturasi
ataupun waktu ON tidak cukup panjang

[Sucahyo]

Saya rasa penyebab tidak beda antara duty cycle 1:1 dan 1:10 adalah karena duty cycle 1:10 sudah cukup untuk membuat kumparannya penuh. Yang penting bukan duty cycle tapi berapa microsecond kumparan dialiri arus. 1/10 detik terlalu lama. Repotnya, rangkaian Bedini dan variasinya seringkali frekuensinya ikut berubah dengan daya yang bisa dialirkan transistor (base resistance value, yang menentukan gain transistor, kran nya arus), sehingga bisa bikin salah paham.

Kalau untuk BEMF bersambung, saya sudah coba dan tidak bisa.

[2kmen]

Kalo back emf dari koil primer ditangkap kapasitor lalu disalurkan ke koil sekunder lalu ke beban. Apakah ketika koil sekunder teraliri listrik koil primer menghasilkan back emf yang akan mengisi kembali kapasitor ?, terus misal koil primer kita sambung ke antena ala tesla untuk mengisi kapasitor. Jadi apakah ini bisa berjalan terus menerus. Terima kasih, maklum saya awam elektronik.

[Sucahyo]

Aug 17, 2017 7:06:26 GMT 7 2kmen said:

Kalo back emf dari koil primer ditangkap kapasitor lalu disalurkan ke koil sekunder lalu ke beban. Apakah ketika koil sekunder teraliri listrik koil primer menghasilkan back emf yang akan mengisi kembali kapasitor ?, terus misal koil primer kita sambung ke antena ala tesla untuk mengisi kapasitor. Jadi apakah ini bisa berjalan terus menerus. Terima kasih, maklum saya awam elektronik.

Selama ini yang melakukan kombinasi trik kapasitor dan koil masih gagal, ada kehilangan energi sehingga tidak bisa jalan terus menerus. Justru yang hanya pakai antenna yang lebih sukses.