|
Post by ronym on Jan 18, 2014 7:37:51 GMT 7
kali ini saya akan membahas tentang pengalaman menggunakan solar cell karena saya lihat tidak banyak blooger ataupun penulis di indonesia yang menulis tentang solar cell . hal pertama yang perlu diketahui adalah besarnya daya W atau WP yang tertera pada solar cell adalah daya maksimum misal sebuah solar cell mencantumkan angka 20 W atau 20 WP ini artinya solar cell tersebut mampu menghasilkan ( maksimal ) 20 Watt . mengapa dikatakan maksimal 20 Watt ? ya karena dalam kondisi tertentu bisa saja daya yang dihasilkan cuma 10 Watt... 5 Watt... 2 Watt... atau bahkan tak menghasilkan daya yang berarti ( ya... malam hari... gelap khan tidak menghasilkan listrik... kalopun ada paling cuma 0,5 volt ) . menurut pengalaman kami, solar cell berdaya 20 WP jika di"jemur" pada siang hari yang bersinar terik menghasilkan "minimal" 5 Watt ( bisa dibuktikan dengan memasang lampu 12v 5w pada output solar cell lampu menyala dengan terang ) . pada kondisi mendung ( he... he... sekarang khan musim penghujan... jadi kemungkinan besar mendung ) solar cell ini menghasilkan hanya 150-220 mA ( alias setara 2,8 - 4 watt ) . satu hal yang saya amati apapun keadaan cahaya matahari ( mendung atau bersinar terik ) tidak mempengaruhi voltase jadi yang berubah hanya arus ( memang agak aneh... kok cuma arusnya yang berkurang... voltasenya kok hampir tidak berubah... kalopun turun paling cuma 1-2 volt saja... nggak sampai drop dibawah 12 volt ) . pertanyaan lainnya yang muncul misalnya bagaimana jika solar cell "terhalangi" entah dengan bayangan benda lain, tertutupi pohon atau benda lain ? ternyata dengan tertutupinya permukaan solar cell, arus yang dihasilkan langsung drop . pernah suatu ketika secara tak sengaja saya menutupi solar cell dengan tangan kanan ternyata hasilnya tidak seperti yang saya duga yang tadinya solar cell menghasilkan 300 mA langsung drop menjadi 100 mA bahkan kurang ya... kalo dipikir-pikir... nggak logis masak cuma tertutupi nggak sampai 1/3 permukaan solarcell tapi arus drop banyak . saya searching di internet, ketemu dengan artikel seseorang yang punya RV ( mobil kemping ) fenomena ini memang "normal" dan itulah sebabnya beliau menyarankan agar merangkai solar cell secara paralel ( jika punya solar cell lebih dari 1 ) dibandingkan jika diseri secara seri... penurunan / drop arus pada solar cell bahkan lebih parah ( bahkan pada kasus tertentu rangkaian seri malahan tidak menghasilkan arus sama sekali, walaupun permukaan yang tertutupi hanya sebagian ) . hmmm berarti lebih baik beli solar cell yang berdaya kecil misal 10 - 20 watt 5-10 buah kemudian dirangkai secara paralel daripada beli solarcell yang berdaya besar misal panel berdaya 100 watt karena jika panel yang berdaya 100 watt tertutupi entah dengan bayangan pohon, rumah atau benda lain akan terjadi drop arus yang lebih banyak jika dibandingkan dengan solar cell kecil-kecil yang dirangkai paralel dengan jarak agak renggang / disebar beberapa lokasi . selain itu, solar cell berukuran kecil ( 10 atau 20 watt ), cukup ringan jika diangkat pakai tangan ukurannya pun tidak terlalu besar sehingga kalau musti bongkar pasang, tidak merepotkan ya... solar cell 20 watt berukuran cuma 60 x 30 cm dan berat cuma 2 kilo an sedangkan solarcell 10 watt berukuran hampir setengahnya dari 20 watt ( 35 x 30 cm ) dengan berat 1 kilo an . bandingkan dengan ukuran solar cell 100 watt yang panjangnya 1 meter lebih... dengan berat 5 kg lebih ( berat dan repot jika musti naik ke atap rumah atau mobil atau tempat yang tinggi lainnya ) . lagipula... kalo budget bulanan kita terbatas dengan Rp 300 rb - 400 rb kita sudah bisa membeli solar cell berdaya 10 watt ( untuk 20 watt... dibutuhkan duit Rp 550 - 700 rb ) itu artinya... kita bisa beli secara "nyicil"... alias bertahap khan lama-lama bisa jadi lebih dari 100 watt jika ditotal
|
|
|
Post by ronym on Jan 18, 2014 8:04:52 GMT 7
salah satu kelemahan sistem solarcell ( jika dibandingkan dengan listrik PLN ) adalah batere / aki yang umurnya pendek ( paling mentok 5 tahun ) ( ya... pada umumnya 1-2 tahun sudah banyak yang koid... apalagi jika menggunakan aki / batere yang nggak muahal ) . kalo membandingkannya dengan listrik PLN, memang lebih muahal solar cell tapi kalo kasusnya misal lokasi kita berada di daerah yang tidak terjangkau listrik PLN ( misal ditengah sawah yang menghampar luas... atau ditengah hutan ) atau pekerjaan kita sering berpindah-pindah ( misal petugas SAR ) tentu solar cell kita bandingkan dengan genset, wind generator, mikrohidro ataupun yang lainnya . mengenai umur aki / batere yang cuma 1-2 tahun... jangan khawatir ini bisa diatasi dengan "pulse charging" ataupun radiant charger penelitian ilmiah tentang pulse charger yang bisa memperpanjang umur 3-4 kali bisa dibaca dilink berikut ini : www.vershv.narod.ru/sdarticle.pdf. radiant charger pada prinsipnya sama dengan pulse charging karena menggunakan voltase dan arus yang naik turun . dengan cara tersebut umur batere bisa 3-7 tahun bahkan mungkin 10 tahun... jika amat sangat jarang sekali dipake... dan sebulan sekali di cas sampe penuh... he... he ( kebetulan saya punya aki SLA bekas motor gede 7AH yang umurnya sudah 3 tahun... coz belinya tahun 2010 sekarang masih bisa nyimpen listrik ... kurang lebih 75% kapasitasnya coz klo di cas sampai full trus didiemkan masih bisa stabil di 12,4-12,5 volt ) . ya... karena juarang dipake... jadi 3 tahun masih aman-aman saja . apalagi jika peralatan kita tergolong hemat energi misal penerangan menggunakan lampu LED DC komputer digantikan dengan laptop ( bahkan mungkin tablet pc ) nggak ada peralatan yang boros listrik macam rice cooker, setrika, kulkas, TV tabung, dispenser, dll sistem solar cell lebih praktis dan efisien ( plus tidak berisik, tidak menimbulkan getaran, tidak ada bagian yang bergerak sehingga tidak gampang aus ) . dan yang paling penting nggak pake BBM setetespun ( ya... coba saja genset nggak pake bensin ataupun solar... bisa nggak menghasilkan listrik ? ) sebab kalo masih pake BBM untuk mengasilkan listrik itu artinya investasi yang kita keluarkan dobel yaitu investasi pembelian alat ( + "maintenance" alias reparasi kalo ada part yang rusak ) plus ketambahan investasi untuk "operasional"
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 18, 2014 10:36:40 GMT 7
Terima kasih sharingnya.
Berapa banyak perubahan voltase saat ditutupi tangan atau ditutupi awan?
Masalahnya dari penggunaan solar terutama karena listrik lebih banyak kepakai malam hari dan sementara solar panel menangkap listriknya siang hari. Jadi lebih banyak mengandalkan batre.
Batre 7Ah 12V kasarannya menyediakan listrik 84 watt satu jam. Kalau 12 jam cuma jadi 7 watt. Cuma cukup untuk menyalakan satu lampu hemat energi.
20wp sepertinya lebih dari cukup untuk mengisi batre 7A dari kosong sampai penuh dalam sehari ya?
|
|
|
Post by ronym on Jan 18, 2014 20:51:42 GMT 7
saat ditutupi tangan ? voltasenya hampir tidak berubah bang ( nggak ada 1 volt penurunannya ) yang banyak turun justru arusnya tadinya 220 mA drop jadi 100 mA bahkan kurang dari itu ) . kasusnya sama seperti waktu pagi atau sore... voltase tetap... tapi arusnya yang turun jam 17.30 pun masih bisa 12 volt lebih dikit... tapi arusnya yang turun ( pengukuran open circuit lho bang... coz klo diberi beban walo cuma 1 watt... ya hasil pengukurannya beda... cuma terbaca 4-5 volt doang ) . he... he... memang aneh bang... ane juga baru ngerti setelah beli solar cell yang 1 watt dan 20 watt ( solar cell yang 1 watt juga sama anehnya... pagi hari saja udah nunjuk angka 18 volt lebih... jika di open circuit... ya cuma arusnya aja yang 5mA aja nggak ada ) . solar cell 20wp bisa menghasilkan 1 Ampere jika sinar matahari terik bang plus posisi matahari juga lurus dengan solarcell . trus menghasilkan 1 Ampere itu juga nggak terus-terusan palingan cuma 3 jam an coz arus yang dihasilkan jika digambar menjadi grafik seperti grafik normal bang yaitu pagi sekitar 100 mA... terus naik sampai pol 1 Ampere di siang hari trus sore jam 5 an sudah drop cuma 60 mA . jadi untuk ngisi aki 7 AH... ane sedikit ragu apakah bisa full ( ya kecuali kalo dischargenya nggak lebih dari 60% ... mungkin bisa full ) tapi kalo dischargenya sampai "habis"... atau misal sampai 80% an ya... musti dilanjut hari berikutnya ( dengan catatan hari berikutnya listriknya surplus... alias beban yang dijalankan kurang dari daya yang dihasilkan oleh solar cell 20wp ) . padahal kalo cuaca lagi mendung, dapet 200 mA aja saat siang hari udah bagus . he... he... solar cell 10-20 wp mungkin cocoknya untuk aki SLA 4 AH ( klo lebih besar dari itu... 7 AH... ya bisa bang... khan sama artinya seperti punya bak penampungan air lebih gede, supaya kalo pemakaian listriknya tekor... aki masih punya daya tersimpan lebih dari 50% ) . Aki 12volt 4AH cukup mampu men"drive" 4 biji LED 1 watt yang dirangkai seri selama 5 jam lebih ( untuk membatasi arus misal jadi 70-100mA... sekaligus menurunkan tegangan dikit agar LED jadi tidak panas... diseri dengan 1 atau 2 diode ) LED ini sinarnya cukup terang untuk menyinari ruangan seluas 3x4 meter . atau pake modul LED 12volt berbentuk strip ( semi waterproof ) yang klo diukur cuma makan arus 60 mA hasilnya ya memang agak gelap klo dipakai untuk menerangi ruangan seluas 3x4 meter ... tapi klo untuk pengganti lampu tidur... atau lampu di meja makan... ya udah lumayan kalo mau untuk lampu kerja... ya LED nya dideketin dengan jarak 50 cm atau kurang . klo untuk offgrid segitu itu memang udah lumayan ( daripada gelap gulita... atau cuma pakai lilin atau lampu minyak ) yang klo dihitung-hitung misal semalem butuh lilin 5 biji @ Rp 1.000 = Rp 5.000 ( dengan asumsi 1 tempat yang diberi penerangan saja... coz klo nambah untuk ruangan lain... ya budgetnya dikali berapa ruangan ) dikali sebulan udah Rp 150.000 dikali setahun... udah 1,5 juta lebih . itu artinya malahan lebih mahal ketimbang beli solar cell 20wp + batere 7AH ( padahal bisa dipake minimal 2 tahun untuk batere dan 5 tahun untuk solar cell ) . tahun kedua dana untuk beli lilin malahan bisa dialihkan untuk beli aki kapasitas gede misal 50 AH 2 biji yang bisa dicas waktu pergi ke kota / kabupaten ( ini kasusnya untuk daerah terpencil yang belum ada listriknya... atau untuk "offgrid" ) sebulan sekali di cas di tukang cas aki mobil ( atau seminggu sekali ) biaya cuma Rp 10rb - 20rb sekali cas dengan begitu... mau nyalakan TV DC, laptop, ngecas hp pun bisa ( nggak perlu pake inverter... coz pasti ada peralatan elektronik yang cuma butuh 3,7volt - 12volt ) . he... he... kadang ada saja orang yang udah didaerah terpencil nggak ada listriknya... eee... maksain diri ngidupin TV tabung pake inverter DC ke AC
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 19, 2014 10:50:36 GMT 7
terima kasih sharingnya. saya baru tahu kalau efisiensinya demikian parah. Saya rasa teknologi radiant bisa dimanfaatkan dibidang ini.
saya kepikiran mau pakai radiant charger untuk meningkatkan daya charging solar panel. ditambahi kapasitor gede 10000uF atau lebih untuk mengatasi sedotan arus instan dari radiant charger.
50Ah bisa tahan berapa lama untuk nyetel tv?
|
|
|
Post by ronym on Jan 21, 2014 8:07:46 GMT 7
bener bang... memang pikiran awal saya waktu beli solar cell ( kedepan juga generator angin ) hanya untuk menambah "surplus" daya waktu pengecasan antar aki ( plus dengan ukuran yang nggak gede... bisa dibawa kemana-mana klo musti kerja luar kota / luar rumah ) . yup... mobile charger . untuk mendongkrak efisiensi dari solar cell, generator angin, dll ? ane juga punya pikiran yang sama dengan bang sucahyo (coz charge regulatornya solarcell juga sama aja seperti pulse charging jika pakai mode "boost") . sebagaimana kita ketahui: salah satu sifat radiant charger adalah mencas batere menggunakan prinsip "pulse charging" alias aki / batere tidak selalu digelontor dengan listrik melainkan ada waktu jeda / istirahat sehingga tidak terjadi gas yang berlebihan karena aki tak mampu lagi mengubah listrik menjadi muatan dalam aki / batere . ane malahan punya ide untuk mencas 3-4 aki secara bergantian dari solar cell sehingga tiap detik listrik dari solar cell/gen angin dibagi untuk 3-4 aki alias masing-masing aki kebagian 200-300 mili detik dalam pengecasan ( ini sesuai dengan penelitian tentang pulse charging yang memakai waktu cas 200 mili detik dan "istirahat" 600-800 mili detik . 50 AH tahan berapa lama untuk nyetel TV ? he... he... ane posisinya di kota bang jadi masih surplus listrik banyak banget . lagipula... aki yang ada saya simpen aja biar awet ( target 5 tahun ) tiap minggu ato pol 1 bulan sekali di cas untuk mengembalikan daya yang hilang waktu "self discharge" kepakenya klo ada acara "insidental" ya... misal mati lampu ... ato klo pergi ke luar kota sebagai cadangan aki mobil klo sewaktu-waktu ngadat karena kehabisan setrum di jalan ato untuk menghidupkan peralatan kerja semacam bor, gergaji listrik, dll . he... he... jadi nggak ada "acara" nonton TV pake AKI... bang ( kalopun mau nonton TV... nonton aja TV di hp buatan cina... ya kecil sih layarnya... tapi khan efisien dan hemat listrik ) . lagipula... kalo musti menghidupkan alat-alat elektronik pake aki/batere dipilih yang hemat listrik dan menghindari pake inverter yang berdaya besar ( jadi nggak ada ceritanya ngidupin TV or Kulkas or Dispender or Rice cooker or setrika or AC dll pake inverter ) disamping karena boros listrik ( palingan AKI cuma tahan beberapa jam ) juga mempercepat kerusakan aki . lampu... pakenya LED yang diseri 2-4 ( 2 untuk 6 volt... 4 untuk 12 volt ) kalopun butuh lampu TL 15 watt ( cahaya LED kadang terlalu terang dan tidak bisa menyebar ) khan ada tuh inverter kecil yang harganya cuma Rp 35rb ... atau buat sendiri jeanna light, joule ringer, dll . trus peralatan kerja juga pilih yang DC dan diusahakan berdaya sekecil-kecilnya ( lagipula ane juga nggak seneng peralatan kerja yang high speed coz pastinya vibrasinya gede ... jadi nggak nyaman di tangan ) ( kalo nggak ada motor DC nya... ya buat saja sendiri sistem penggeraknya... coz cuma butuh silinder head yang dibubut dan di las sebagian ) . paling pol yang boros listrik misal netbook... yang nyedot 3 ampere kedepan mau ane ganti tablet PC aja yang cuma butuh arus 1 ampere atau kurang
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 21, 2014 8:42:55 GMT 7
Terima kasih infonya.
Ide yang bagus untuk bergilir mengecharge banyak aki.
Batre memang tidak boleh dibiarkan kosong. cepat rusak.
Memang sebaiknya menghindari penggunaan inverter dan menjalankan dengan DC. kebanyakan alat AC kan aslinya butuh DC.
Laptop memang dayanya besar, 3 Ampere itu voltasenya bisa saja 19V atau lebih. Mungkin sekarang cocoknya LCD TV semacam merek vortre yang 700 ribuan, harusnya bisa pakai batre langsung, kalau nggak salah kan pakai adaptor.
|
|
|
Post by ronym on Jan 26, 2014 17:20:47 GMT 7
jadi punya ide ini bang sebagai alternatif AC atau kulkas yang kebanyakan murni AC ( karena memakai pompa vakum ) . bisa diganti dengan Peltier jadi bisa menggunakan 12 V DC @ 3 Ampere alias 36 watt . untuk meningkatkan kecepatan pendinginan atau karena ukuran ruang pendinginan yang lebih besar bisa digunakan peltier secara paralel ( perlu diperhitungkan daya yang bisa disupply oleh battery bank ) . by the way dengan menggunakan peltier sebagai pendingin panas yang musti dibuang ( dalam proses pendinginan ) bisa digunakan untuk memanaskan air ( di tempat lain ) . ya... seperti di dispenser dingin panas... salah satu tabung untuk air dingin... yang satunya panas keduanya bekerja bersama-sama hanya dengan konsumsi listrik yang sama . karena sebenarnya prinsip kerjanya adalah memindahkan "kalor" dari benda yang akan didinginkan ke benda yang akan dipanaskan
|
|
|
Post by Sucahyo on Jan 26, 2014 23:24:14 GMT 7
|
|
|
Post by ndang268 on Dec 11, 2014 23:41:48 GMT 7
Salam kenal.. saya tertarik dengan energy sinar matahari... Sayangnya, dari yang saya baca-baca, kurang didukung pemerintah, harga part panel surya yang masih relatif mahal (padahal material silikon banyak di negara kita), pemerintah belum "serius" menggarap masalah ini...
Sependek yang saya ketahui, sekarang banyak perusahaan yang memberikan pelayanan instalasi dan material pemasangan sistem panel surya ini (SHS : Solar Cell Home System).
Mungkin bisa disharing juga beberapa rekomendasi tempat penjualan, konsultasi tentang panel surya?
Terimakasih
|
|
|
Post by Sucahyo on Dec 12, 2014 12:58:33 GMT 7
Sayangnya sekarang ini lebih banyak yang menyediakan paketan. kalau untuk konsultasi agak susah karena biasanya mereka jual produk. Dan memang investasi sangat mahal. yang sangat perlu dipertimbangkan adalah umur batre.
|
|
Ferdi Rosman. Feizal
Guest
|
Post by Ferdi Rosman. Feizal on Dec 1, 2015 21:56:41 GMT 7
|
|
Ferdi Rosman. Feizal
Guest
|
Post by Ferdi Rosman. Feizal on Dec 1, 2015 21:58:32 GMT 7
|
|
|
Post by ridwan on Jan 6, 2016 16:56:34 GMT 7
Numpak buka lapak Gan, Aki Solar Cell Rocket ESH 200-12 Capasity 200ah - 12v Dimension 520x269x203 (mm)
Ready Stok Email ke ridwan09_mobile@yahoo.com
|
|
|
Post by abdillah on May 28, 2016 4:12:18 GMT 7
Jika panel surya menggunakan panel surya silikon wafer yah mahal. Kenapa tidak buat saja menggunakan seng oksida dan tembaga oksida? efisiensi memang saat ini kurang dari 2% x 1Kw/m2 (skala lab). Tapi jik kita terus kembangkan, mungkin bisa ditingkatkan.
|
|
|
Post by Sucahyo on May 28, 2016 9:49:45 GMT 7
Jika panel surya menggunakan panel surya silikon wafer yah mahal. Kenapa tidak buat saja menggunakan seng oksida dan tembaga oksida? efisiensi memang saat ini kurang dari 2% x 1Kw/m2 (skala lab). Tapi jik kita terus kembangkan, mungkin bisa ditingkatkan. Perlu dilihat juga potensinya. Jangan sampai biaya pembuatan lebih besar dari biaya bila tetap menggunakan apa yang ada sekarang. Untuk mengembangkan teknologi seperti ini sepertinya tidak bisa bila hanya peneliti free lance.
|
|
xdna
New Member
Posts: 4
|
Post by xdna on Sept 26, 2016 15:08:10 GMT 7
|
|
|
Post by Sucahyo on Sept 27, 2016 15:08:52 GMT 7
Sudah ada kok, untuk menghasilkan listrik pemerintah menawarkan beli kalau tidak salah seharga 2500 rupiah per kwh untuk listrik dari sel surya. Mungkin nunggu listrik segitu tarifnya baru akan jalan.
|
|
xdna
New Member
Posts: 4
|
Post by xdna on Oct 22, 2016 7:34:13 GMT 7
Sepertinya memang susah klo solar cell dibuat jadi murah.... karena akan bersinggungan dengan kepentingan dan industri yg lain... . Kenapa bukan industri nya dulu yg di kembangkan biar tumbuh... Tak apalah mahal di belakang.. namun kedepannya menjadi lebih murah.... Bisa kan di gandeng dengan super capacitor.. berbahan grafit... atau saya saja yg masih dalam tahap menghayal... . . Generator skala rumahan masih terlalu mahal buat di implementasikan... klo bisa murah... rakyat kan bisa sejahtera... dan memang ini tujuannya diadakan negara.... Rakyat bisa mandiri... kenapa dihalang2in... biarkan rakyat tidak ketergantungan dengan perusahaan2 energi... baik milik negara maupun swasta.. . Memang mafia minyak ini yg bikin greget...
|
|
|
Post by Sucahyo on Oct 22, 2016 12:59:05 GMT 7
Sepertinya memang susah klo solar cell dibuat jadi murah.... karena akan bersinggungan dengan kepentingan dan industri yg lain... . Kenapa bukan industri nya dulu yg di kembangkan biar tumbuh... Tak apalah mahal di belakang.. namun kedepannya menjadi lebih murah.... Bisa kan di gandeng dengan super capacitor.. berbahan grafit... atau saya saja yg masih dalam tahap menghayal... . . Generator skala rumahan masih terlalu mahal buat di implementasikan... klo bisa murah... rakyat kan bisa sejahtera... dan memang ini tujuannya diadakan negara.... Rakyat bisa mandiri... kenapa dihalang2in... biarkan rakyat tidak ketergantungan dengan perusahaan2 energi... baik milik negara maupun swasta.. . Memang mafia minyak ini yg bikin greget... ada beberapa faktor yang bikin solar cell mahal: - sel nya sendiri mahal, umur kalau merek bagus memang bisa tahunan. Tapi kalau murahan, bisa jadi umurnya pendek misal karena jamuran - batrenya mahal, umur batre juga pendek. yang bagus cuma 5 tahun, sementara yang biasa dijual bisa jadi cuma tahun satu atau dua tahun - inverternya mahal, tapi biasanya lebih awet. Kalau lihat di internet, biaya satu sampai dua juta cuma dapat penerangan jalanan, yang dayanya kecil. nggak kebayang kalau yang untuk rumah yang 1300watt.
|
|