Post by Sucahyo on Dec 3, 2013 10:04:28 GMT 7
Tidak semua baterai cocok untuk eksperimen free energy.
Sifat dari percobaan free energy adalah:
- Arusnya cenderung kecil, dibawah 2 amper.
- Butuh listrik stabil
- baterai tujuan sering ke overcharge, baterai yang dipakai untuk sumber sering ke overdischarge
- spike / BEMF membuat voltase output tinggi dan membuat gelembung lebih banyak keluar
- charge bersifat dingin, tidak membuat baterai panas.
- Baterai sering dibolak balik discharge / charge, di isi dan di pakai.
Ada tiga macam baterai berdasarkan peruntukannya:
1. Engine Starter baterry / SLI / Starter Lights & Ignition = baterai yang diperuntukkan menyalakan mesin mobil atau motor. Dibutuhkan penarikan arus besar yang singkat. Sehingga plat nya dibuat banyak dan tipis. Karena tipis lebih cepat aus, bisa melengkung dan menempel satu sama lain, umur menjadi lebih pendek.
2. Deep Cycle battery = baterai yang diperuntukkan untuk pemakaian terus menerus dan harus sangat sering di charge. Platnya di buat lebih tebal sehingga lebih tahan, namun tidak bisa memberikan arus besar.
3. Stand By battery = baterai yang diperuntukkan untuk pemakaian emergency. Dibutuhkan untuk bisa tidak dipakai lama tapi tidak berkurang isinya. Biasa untuk UPS atau listrik cadangan.
Berdasarkan pengiisian ulang elektrolit baterai dibagi menjadi dua:
- refillable = air bisa diisi lagi.
- Sealed / Maintenance free = tidak bisa diisi ulang.
Masih ada pembagian jenis yang lain namun untuk percobaan free energi pembagian diatas sudah cukup. Dilihat dari sifat percobaan free energy, maka terlihat bahwa baterai yang cocok adalah refillable deep cycle.
Banyak yang salah dalam memilih baterai untuk percobaan free energy. Baterai gel atau sealed sangat tidak cocok dipakai untuk percobaan free energy. Karena spike dari percobaan free energy akan membuat gel/cairan didalam baterai cepat kering. Namun sepertinya baterai tipe NiCd dan NiMh cocok, mungkin karena sifat elektrolitnya yang lebih tahan dibanding air.
Baterai yang juga harus dihindari adalah baterai berbahan dasar lithium. Karena baterai lithium itu membutuhkan sistem charging yang lebih khusus. Diperlukan kontrol voltase di tahap pertama dan arus saat menjelang baterai penuh. Baterai berbahan lithium tidak boleh / sangat rentan overcharging. Overcharging akan membuat baterai menghasilkan gelembung hydrogen berlebih. Baterai jadi melembung. Karena baterai lithium didesain untuk tidak bocor sama sekali, maka gas hidrogen akan tidak bocor. Kalau bocor karena melembungnya kebangetan, akan bisa langsung meledak.
Sebenarnya baterai biasa pun akan mengeluarkan hidrogen saat di charge. Yang sealed pun ada ventilasinya. Sehingga disarankan bahwa percobaan dilakukan di tempat yang ada sirkulasi udaranya.
Sifat dari percobaan free energy adalah:
- Arusnya cenderung kecil, dibawah 2 amper.
- Butuh listrik stabil
- baterai tujuan sering ke overcharge, baterai yang dipakai untuk sumber sering ke overdischarge
- spike / BEMF membuat voltase output tinggi dan membuat gelembung lebih banyak keluar
- charge bersifat dingin, tidak membuat baterai panas.
- Baterai sering dibolak balik discharge / charge, di isi dan di pakai.
Ada tiga macam baterai berdasarkan peruntukannya:
1. Engine Starter baterry / SLI / Starter Lights & Ignition = baterai yang diperuntukkan menyalakan mesin mobil atau motor. Dibutuhkan penarikan arus besar yang singkat. Sehingga plat nya dibuat banyak dan tipis. Karena tipis lebih cepat aus, bisa melengkung dan menempel satu sama lain, umur menjadi lebih pendek.
2. Deep Cycle battery = baterai yang diperuntukkan untuk pemakaian terus menerus dan harus sangat sering di charge. Platnya di buat lebih tebal sehingga lebih tahan, namun tidak bisa memberikan arus besar.
3. Stand By battery = baterai yang diperuntukkan untuk pemakaian emergency. Dibutuhkan untuk bisa tidak dipakai lama tapi tidak berkurang isinya. Biasa untuk UPS atau listrik cadangan.
Berdasarkan pengiisian ulang elektrolit baterai dibagi menjadi dua:
- refillable = air bisa diisi lagi.
- Sealed / Maintenance free = tidak bisa diisi ulang.
Masih ada pembagian jenis yang lain namun untuk percobaan free energi pembagian diatas sudah cukup. Dilihat dari sifat percobaan free energy, maka terlihat bahwa baterai yang cocok adalah refillable deep cycle.
Banyak yang salah dalam memilih baterai untuk percobaan free energy. Baterai gel atau sealed sangat tidak cocok dipakai untuk percobaan free energy. Karena spike dari percobaan free energy akan membuat gel/cairan didalam baterai cepat kering. Namun sepertinya baterai tipe NiCd dan NiMh cocok, mungkin karena sifat elektrolitnya yang lebih tahan dibanding air.
Baterai yang juga harus dihindari adalah baterai berbahan dasar lithium. Karena baterai lithium itu membutuhkan sistem charging yang lebih khusus. Diperlukan kontrol voltase di tahap pertama dan arus saat menjelang baterai penuh. Baterai berbahan lithium tidak boleh / sangat rentan overcharging. Overcharging akan membuat baterai menghasilkan gelembung hydrogen berlebih. Baterai jadi melembung. Karena baterai lithium didesain untuk tidak bocor sama sekali, maka gas hidrogen akan tidak bocor. Kalau bocor karena melembungnya kebangetan, akan bisa langsung meledak.
Sebenarnya baterai biasa pun akan mengeluarkan hidrogen saat di charge. Yang sealed pun ada ventilasinya. Sehingga disarankan bahwa percobaan dilakukan di tempat yang ada sirkulasi udaranya.