Post by Sucahyo on Nov 16, 2013 10:02:07 GMT 7
Air dikatakan bisa dipergunakan sebagai bahan bakar.
Memang bisa, namun pada kenyataannya masih belum pada taraf self sustaining. Masih besar pasak daripada tiang, masih butuh lebih banyak energi untuk mengubah air menjadi sumber tenaga daripada tenaga yang dihasilkan.
Cara yang biasa dilakukan adalah dengan elektrolisis, air dipecah molekulnya dengan listrik. Logam anti karat (stainless steel SS316L) di tempatkan di antara air lalu dialiri listrik DC. Untuk meningkatkan daya hantar listrik dari air, diberikan electrolyte yang biasanya berupa KOH atau NaOH. Ada yang memberikan electrolyte lain, namun pada akhirnya akan menjadi KOH atau NaOH.
Saat dialiri listrik di electrode akan timbul gelembung yang merupakan gas hasil dari pemecahan air. Air adalah H2O, pemecahan akan menghasilkan Hydrogen dan Oxygen.
Untuk meningkatkan efisiensi biasa dilakukan:
- meningkatkan permukaan electrode (logam anti karatnya)
- Mengatur jarak electrode (biasanya dalam mm)
- mengurangi penggunaan electrolyte (pakai air lebih murni)
- menggunakan voltase serendah mungkin (2V antar elecrode)
- membuat air / gelembung bersirkulasi
- memberikan frekuensi tertentu yang sesuai dengan resonansi air yang dipergunakan
Metode ini ada bahayanya. Hydrogen adalah gas yang sangat mudah meledak. Eksperimen tidak boleh dilakukan di dalam ruangan karena hydrogen bisa mengumpul di eternit dan bila meledak ledakan akan sangat dahsyat. Silahkan lihat video tentang meledakkan balon yang mengumpulkan hydrogen hasil elektrolisis. Bila melakukan eksperimen, pastikan untuk mempelajari cara mengamankan gas hydrogen ini.
Yang saya amati saat ini, hasil dari elektrolisis sekarang ini masih hanya dalam taraf meningkatkan efisiensi dari mesin bensin / diesel. Sistem self sustain membutuhkan perubahan mesin yang ekstrim.
Untuk metode lain ada juga yang menggunakan water humidier / mist maker dengan crystal. Lihat post powerme di Energeticforum.
Memang bisa, namun pada kenyataannya masih belum pada taraf self sustaining. Masih besar pasak daripada tiang, masih butuh lebih banyak energi untuk mengubah air menjadi sumber tenaga daripada tenaga yang dihasilkan.
Cara yang biasa dilakukan adalah dengan elektrolisis, air dipecah molekulnya dengan listrik. Logam anti karat (stainless steel SS316L) di tempatkan di antara air lalu dialiri listrik DC. Untuk meningkatkan daya hantar listrik dari air, diberikan electrolyte yang biasanya berupa KOH atau NaOH. Ada yang memberikan electrolyte lain, namun pada akhirnya akan menjadi KOH atau NaOH.
Saat dialiri listrik di electrode akan timbul gelembung yang merupakan gas hasil dari pemecahan air. Air adalah H2O, pemecahan akan menghasilkan Hydrogen dan Oxygen.
Untuk meningkatkan efisiensi biasa dilakukan:
- meningkatkan permukaan electrode (logam anti karatnya)
- Mengatur jarak electrode (biasanya dalam mm)
- mengurangi penggunaan electrolyte (pakai air lebih murni)
- menggunakan voltase serendah mungkin (2V antar elecrode)
- membuat air / gelembung bersirkulasi
- memberikan frekuensi tertentu yang sesuai dengan resonansi air yang dipergunakan
Metode ini ada bahayanya. Hydrogen adalah gas yang sangat mudah meledak. Eksperimen tidak boleh dilakukan di dalam ruangan karena hydrogen bisa mengumpul di eternit dan bila meledak ledakan akan sangat dahsyat. Silahkan lihat video tentang meledakkan balon yang mengumpulkan hydrogen hasil elektrolisis. Bila melakukan eksperimen, pastikan untuk mempelajari cara mengamankan gas hydrogen ini.
Yang saya amati saat ini, hasil dari elektrolisis sekarang ini masih hanya dalam taraf meningkatkan efisiensi dari mesin bensin / diesel. Sistem self sustain membutuhkan perubahan mesin yang ekstrim.
Untuk metode lain ada juga yang menggunakan water humidier / mist maker dengan crystal. Lihat post powerme di Energeticforum.