Post by ronym on Jun 25, 2014 13:14:47 GMT 7
sudah lebih dari 3 tahun mencari, mempelajari dan merangkai puluhan ( bahkan mungkin ratusan atau ribuan ) konsep / prototipe "Free Energy" namun tidak ada satupun yang berhasil. Semua "gagal" dan berakhir dengan habisnya listrik dalam baterai. sehingga musti nge cas baterai lagi dengan listrik PLN.
ditengah "keputus asaan" itu, akhirnya saya memilih berpindah haluan ( fokus ke hal lain dulu, disamping itu menemukan alat Free Energy juga bukanlah "profesi" utamaku ).
.
salah satu subjek "pelarian"ku adalah mempelajari Solar cell dan Fisika Kuantum ( sub atomic particle ).
Saya memilih solar cell dengan pertimbangan lagi trend, lebih simpel dan efisien ( tidak ada "moving part" seperti wind turbine, lebih mudah dipasang / bereksperimen dan lebih mudah merangkainya ), maka solar cell menjadi fokus "penelitian" ku sekarang.
.
Beberapa keunikan solar cell yang saya amati :
1. Dapat bekerja ( menghasilkan listrik ) hanya dengan mengarahkannya ke sinar matahari.
2. Tidak ada "moving part" alias bagian yang harus digerakkan agar alat ini bekerja ( tidak seperti generator angin, air yang mesti memutar turbin untuk mempereoleh listrik )
3. Sinar / cahaya yang dibutuhkan oleh solar cell tidak harus berasal dari matahari. Karena cahaya bisa berasal dari lampu Flourescent, LED, lilin, dll namun hasil output terbesar tetaplah sinar matahari. Belakangan saya mengetahui bahwa cahaya / sinar memiliki "materi penyusun" berupa "photon" ( sebagaimana materi penyusun proton adalah sub atomic particle yang memiliki banyak nama dan sifat )
.
Dari sini kita bisa membuat kesimpulan sementara, sinar ( photon ) mampu membuat elektron bergerak sehingga timbul arus listrik. Teori ini bisa dibuktikan dengan mengarahkan panel solar cell langsung ke sinar matahari dan menghubungkan output ke lampu pijar 12v 5 watt. Lampu akan menyala. Listrik yang terjadi biasa dinamakan dengan "photovoltaic" effect atau photo electricity.
.
perlu diperhatikan bahwa dalam percobaan diatas saya tidak memakai controller, apalagi aki / baterai sebagaimana rangkaian solar cell biasanya
Dari percobaan tersebut tekad saya kembali mantap, bahwa "Free Energy" itu ada dan exist dan yang lebih penting adalah bisa dibuktikan.
solar cell oleh banyak pihak tidak digolongkan ke dalam "free energy", mereka menyebutnya sebagai "energi terbarukan" atau "renewable energy".
.
Namun yang lebih ironis justru, dalam komunitas free energy, tidak menganggap solar cell sebagai free energy. Belakangan saya menyadari bahwa pandangan ini mungkin disebabkan karena penggiat free energy lebih fokus mencari energy ether, zero point, radiant dan sebagainya ( energi sinar matahari, angin, panas bumi, air tidak menjadi fokus mereka ).
.
Orang yang masih menyangkal akan adanya Free Energy, akan kebingungan saat menjelaskan mengapa lampu bisa menyala, padahal tidak ada baterai. Meskipun ia pernah mendengar tentang solar cell.
.
Seorang fisikawan yang telah mempelajari photovoltaic effect tentu akan mampu menjelaskan bahwa listrik ( elektron bergerak ) akibat adanya cahaya ( photon ). Peristiwa ini terjadi pada bahan semikonduktor tertentu ( sama seperti bahan transistor, ic ).
.
Hal ini menimbulkan Teori kelistrikan yang sama sekali berbeda, karena teori kelistrikan sampai hari ini masih menjadikan baterai / generator sebagai sumber listrik dengan teori gerakan atom. Namun saat teori ini dipakai untuk menjelaskan proses gerakan elektron ( listrik ) yang terjadi dalam rangkaian solar cell, yang terjadi adalah kebingungan. Karena listrik ( elektron bergerak ) adanya "sinar matahari", dan yang terpenting lagi adalah sinar matahari tetaplah sinar matahari dan tidak berubah menjadi listrik ( energi listrik yang terbentuk bukanlah berasal dari sinar matahari yang berubah wujud melainkan elektron yang ada di dalam bahan semikonsuktor bergerak menuju konduktor / kabel ).
.
Teori kelistrikan kedua yang muncul dan menimbulkan kebingungan adalah, tidak satupun elektron dari sinar matahari masuk ke solar cell apalagi ke kabel ataupun ke rangkaian beban / load. sehingga konsekuensinya adalah elektron bergerak dalam rangkaian dan kembali lagi ke solar cell yang sama ( ibarat air mengalir dari bak utama menuju ke pompa, melalui selang masuk ke bak sekunder, masuk lagi ke pompa ke 2, kembali lagi ke bak utama... tidak ada satu tetespun air yang keluar dari "sistem" ).
.
Jika begitu kejadiannya maka konsekuensi selanjutnya adalah tidak ada listrik yang "terbuang" misal jika sumber listrik dihubungkan ke elemen pemanas ( listrik tidak diubah menjadi "panas" ).
Lalu apa yang terjadi dengan elemen pemanas yang menjadi panas ?
Ya... sama seperti elektron yang bergerak dari solar cell ke kabel ke rangkaian dan akhirnya ke beban dan kembali lagi ke kabel untuk menuju ke solar cell. Alias gerakan elektron yang berasal dari kabel mempengaruhi atom-atom elemen pemanas sehingga bergerak lebih cepat.
.
Konsep yang ketiga yang tak kalah pentingnya adalah karena adanya gerakan elektron ( listrik ), menimbulkan medan magnet. sehingga keberadaan medan magnet misal dalam motor listrik, terjadi bukan karena listrik berubah wujud menjadi "medan magnet". Konsep ini membawa konsekuensi bahwa, pada motor listrik sebenarnya panas yang terjadi bukan karena energi listrik yang berubah menjadi energi panas. atau energi listrik berubah menjadi energi kemagnetan. sehingga listrik yang mengalir ke kawat mestinya 100% kembali ke sumber listrik ( kembali ke kutub yang lebih negatif ).
.
Akhirnya saya menyadari bahwa selama ini saya telah salah dalam mencari "free energy". karena kenyataannya adalah, "free energy" "are everywhere" "in many form". alias energi yang bisa kita manfaatkan ada dimana-mana dalam berbagai bentuk. bisa berupa energi listrik ( elektron yang bergerak ), energi panas ( gerakan atom-atom yang lebih cepat ), energi angin, energi sinar matahari, energi gerakan air mengalir, dan sebagainya.
Saat isi baterai "habis" bukan berarti free energy tidak ada. karena yang terajadi adalah elektron berpindah dari kutub yang satu ke kutub yang lain melalui kabel dan beban/load. sehingga "habisnya" baterai, hanya mengisyaratkan bahwa kita perlu membalik proses yang sudah terjadi, menjadi semula ( membalik arah / mengembalikan elektron ke tempat semula ).
Salah satunya yang termudah adalah dengan solar cell. dalam hal ini kita mengembalikan elektron kembali ke tempatnya semula dengan bantuan "sinar matahari".
.
Dengan cara pandang diatas, saat ingin mendesain alat yang memanfaatkan ether / radiant energy / zero point, perlu juga belajar tentang konsep / sifat energi ini.
Saya baru sadar jika apa yang saya pelajari yaitu "Quantum Physics" ( Fisika Kuantum ), ada satu pokok bahasan yaitu "sub atomic particle", ada kemiripan dengan sifat ether / zero point / radiant energy. Karena sub atomic particle yang dimaksud adalah "materi" penyusun inti atom ( proton )
ditengah "keputus asaan" itu, akhirnya saya memilih berpindah haluan ( fokus ke hal lain dulu, disamping itu menemukan alat Free Energy juga bukanlah "profesi" utamaku ).
.
salah satu subjek "pelarian"ku adalah mempelajari Solar cell dan Fisika Kuantum ( sub atomic particle ).
Saya memilih solar cell dengan pertimbangan lagi trend, lebih simpel dan efisien ( tidak ada "moving part" seperti wind turbine, lebih mudah dipasang / bereksperimen dan lebih mudah merangkainya ), maka solar cell menjadi fokus "penelitian" ku sekarang.
.
Beberapa keunikan solar cell yang saya amati :
1. Dapat bekerja ( menghasilkan listrik ) hanya dengan mengarahkannya ke sinar matahari.
2. Tidak ada "moving part" alias bagian yang harus digerakkan agar alat ini bekerja ( tidak seperti generator angin, air yang mesti memutar turbin untuk mempereoleh listrik )
3. Sinar / cahaya yang dibutuhkan oleh solar cell tidak harus berasal dari matahari. Karena cahaya bisa berasal dari lampu Flourescent, LED, lilin, dll namun hasil output terbesar tetaplah sinar matahari. Belakangan saya mengetahui bahwa cahaya / sinar memiliki "materi penyusun" berupa "photon" ( sebagaimana materi penyusun proton adalah sub atomic particle yang memiliki banyak nama dan sifat )
.
Dari sini kita bisa membuat kesimpulan sementara, sinar ( photon ) mampu membuat elektron bergerak sehingga timbul arus listrik. Teori ini bisa dibuktikan dengan mengarahkan panel solar cell langsung ke sinar matahari dan menghubungkan output ke lampu pijar 12v 5 watt. Lampu akan menyala. Listrik yang terjadi biasa dinamakan dengan "photovoltaic" effect atau photo electricity.
.
perlu diperhatikan bahwa dalam percobaan diatas saya tidak memakai controller, apalagi aki / baterai sebagaimana rangkaian solar cell biasanya
Dari percobaan tersebut tekad saya kembali mantap, bahwa "Free Energy" itu ada dan exist dan yang lebih penting adalah bisa dibuktikan.
solar cell oleh banyak pihak tidak digolongkan ke dalam "free energy", mereka menyebutnya sebagai "energi terbarukan" atau "renewable energy".
.
Namun yang lebih ironis justru, dalam komunitas free energy, tidak menganggap solar cell sebagai free energy. Belakangan saya menyadari bahwa pandangan ini mungkin disebabkan karena penggiat free energy lebih fokus mencari energy ether, zero point, radiant dan sebagainya ( energi sinar matahari, angin, panas bumi, air tidak menjadi fokus mereka ).
.
Orang yang masih menyangkal akan adanya Free Energy, akan kebingungan saat menjelaskan mengapa lampu bisa menyala, padahal tidak ada baterai. Meskipun ia pernah mendengar tentang solar cell.
.
Seorang fisikawan yang telah mempelajari photovoltaic effect tentu akan mampu menjelaskan bahwa listrik ( elektron bergerak ) akibat adanya cahaya ( photon ). Peristiwa ini terjadi pada bahan semikonduktor tertentu ( sama seperti bahan transistor, ic ).
.
Hal ini menimbulkan Teori kelistrikan yang sama sekali berbeda, karena teori kelistrikan sampai hari ini masih menjadikan baterai / generator sebagai sumber listrik dengan teori gerakan atom. Namun saat teori ini dipakai untuk menjelaskan proses gerakan elektron ( listrik ) yang terjadi dalam rangkaian solar cell, yang terjadi adalah kebingungan. Karena listrik ( elektron bergerak ) adanya "sinar matahari", dan yang terpenting lagi adalah sinar matahari tetaplah sinar matahari dan tidak berubah menjadi listrik ( energi listrik yang terbentuk bukanlah berasal dari sinar matahari yang berubah wujud melainkan elektron yang ada di dalam bahan semikonsuktor bergerak menuju konduktor / kabel ).
.
Teori kelistrikan kedua yang muncul dan menimbulkan kebingungan adalah, tidak satupun elektron dari sinar matahari masuk ke solar cell apalagi ke kabel ataupun ke rangkaian beban / load. sehingga konsekuensinya adalah elektron bergerak dalam rangkaian dan kembali lagi ke solar cell yang sama ( ibarat air mengalir dari bak utama menuju ke pompa, melalui selang masuk ke bak sekunder, masuk lagi ke pompa ke 2, kembali lagi ke bak utama... tidak ada satu tetespun air yang keluar dari "sistem" ).
.
Jika begitu kejadiannya maka konsekuensi selanjutnya adalah tidak ada listrik yang "terbuang" misal jika sumber listrik dihubungkan ke elemen pemanas ( listrik tidak diubah menjadi "panas" ).
Lalu apa yang terjadi dengan elemen pemanas yang menjadi panas ?
Ya... sama seperti elektron yang bergerak dari solar cell ke kabel ke rangkaian dan akhirnya ke beban dan kembali lagi ke kabel untuk menuju ke solar cell. Alias gerakan elektron yang berasal dari kabel mempengaruhi atom-atom elemen pemanas sehingga bergerak lebih cepat.
.
Konsep yang ketiga yang tak kalah pentingnya adalah karena adanya gerakan elektron ( listrik ), menimbulkan medan magnet. sehingga keberadaan medan magnet misal dalam motor listrik, terjadi bukan karena listrik berubah wujud menjadi "medan magnet". Konsep ini membawa konsekuensi bahwa, pada motor listrik sebenarnya panas yang terjadi bukan karena energi listrik yang berubah menjadi energi panas. atau energi listrik berubah menjadi energi kemagnetan. sehingga listrik yang mengalir ke kawat mestinya 100% kembali ke sumber listrik ( kembali ke kutub yang lebih negatif ).
.
Akhirnya saya menyadari bahwa selama ini saya telah salah dalam mencari "free energy". karena kenyataannya adalah, "free energy" "are everywhere" "in many form". alias energi yang bisa kita manfaatkan ada dimana-mana dalam berbagai bentuk. bisa berupa energi listrik ( elektron yang bergerak ), energi panas ( gerakan atom-atom yang lebih cepat ), energi angin, energi sinar matahari, energi gerakan air mengalir, dan sebagainya.
Saat isi baterai "habis" bukan berarti free energy tidak ada. karena yang terajadi adalah elektron berpindah dari kutub yang satu ke kutub yang lain melalui kabel dan beban/load. sehingga "habisnya" baterai, hanya mengisyaratkan bahwa kita perlu membalik proses yang sudah terjadi, menjadi semula ( membalik arah / mengembalikan elektron ke tempat semula ).
Salah satunya yang termudah adalah dengan solar cell. dalam hal ini kita mengembalikan elektron kembali ke tempatnya semula dengan bantuan "sinar matahari".
.
Dengan cara pandang diatas, saat ingin mendesain alat yang memanfaatkan ether / radiant energy / zero point, perlu juga belajar tentang konsep / sifat energi ini.
Saya baru sadar jika apa yang saya pelajari yaitu "Quantum Physics" ( Fisika Kuantum ), ada satu pokok bahasan yaitu "sub atomic particle", ada kemiripan dengan sifat ether / zero point / radiant energy. Karena sub atomic particle yang dimaksud adalah "materi" penyusun inti atom ( proton )